Oleh: Devi Intan Wahab, 202110360311165, Universitas Muhammadiyah Malang
Di antara banyaknya dinamika geopolitik, invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina memiliki konsekuensi mendalam bagi hubungan Uni Eropa dengan pemasok energi utama yaitu Rusia. UE mulai menjatuhkan sanksi terhadap Rusia setelah perang dimulai termasuk impor bahan bakar fosil. Pada bulan Maret 2022 presiden Uni Eropa mengumumkan penghentian total impor bahan bakar fosil dari Rusia pada tahun 2027. Pada awalnya UE sangat bergantung pada gas Rusia, Ketergantungan negara-negara Eropa, terutama yang tergabung dalam NATO dan Uni Eropa, terhadap pasokan gas Rusia cukup besar yang mencapai sepertiga dari konsumsi anggota pakta keamanan.
Menurut data, Jerman yang dianggap sebagai salah satu negara kuat di NATO bergantung lebih dari 50% pasokan gas nasionalnya dari Rusia. Selain Jerman, Prancis dan Italia juga mengandalkan pasokan gas Rusia untuk mengimpor 25% dan 45% dari total konsumsi gas nasional mereka. Selain itu, negara-negara seperti Bulgaria, Republik Ceko, Estonia, Hongaria, Polandia, dan Slovakia mengimpor 75% hingga 100% pasokan gas mereka dari Rusia. Di sisi lain, Rusia juga bergantung pada pendapatan ekspor gas ke negara-negara Uni Eropa. Lebih dari 70% ekspor gasnya disalurkan melalui pipa gas ke negara-negara Eropa. Sejak Februari 2022 pengurangan pasokan gas serta minyak dari Rusia, dan embargo UE atas impor batu bara dan produk minyak bumi telah mewajibkan negara anggota UE untuk segera mencari sumber alternatif.
Menanggapi perang militer Rusia di Ukraina, Jerman telah menghentikan proyek pipa kritis Nord Stream 2 dan dioperasikan pada awal tahun 2022. Menurut banyak pengamat, realisasi proyek ini menurunkan ketergantungan negara Jerman pada pasokan gas Rusia. Bagi Jerman, menghentikan implementasi proyek juga dianggap sebagai keputusan berani bagi negara yang hampir setengahnya bergantung pada pasokan energi dari Rusia. Namun, beberapa pengamat berpendapat bahwa penghentian proyek Nord Stream 2 tidak cukup untuk menghentikan serangan Rusia ke Ukraina. Meskipun memberlakukan sanksi ekonomi pada berbagai aspek, seperti mengecualikan Rusia dari SWIFT dan perdagangan internasional. Pengembangan energi terbarukan di Uni Eropa dan anggota NATO telah meningkat secara bertahap selama beberapa dekade terakhir namun masih belum mampu memenuhi permintaan energi di kawasan tersebut.
Musim dingin yang ringan dan permintaan yang lebih rendah dari perkiraan telah membuat stok gas di kawasan ini relatif stabil selama bulan-bulan terdingin dalam setahun. Meskipun hal ini telah membantu meringankan dampak pemutusan pasokan dari Rusia, prospek musim dingin 2023 mungkin lebih menantang. Uni Eropa menghadapi potensi kekurangan hampir 30 miliar meter kubik gas alam tahun ini. Namun kesenjangan tersebut dapat ditutup dan resiko kelangkaan dihindari melalui upaya yang lebih besar untuk meningkatkan efisiensi energi, menerapkan energi terbarukan, memasang pompa panas, mendorong penghematan energi, dan meningkatkan pasokan gas.