MEMOX.CO.ID – Walaupun Pemilu 2024 sudah usai, namu perdebatan antar pendukung seakan tak pernah putus. Bahkan terus memanas. Bayangin, di beberapa wilayah sudah tersebar insiden pengusiran yang dilakukan seorang ibu mertua terhadap menantunya di Rangkasbitung, Lebak, Banten karena beda dukungan.
Maka dari itu, jika dibiarkan terus begitu, bisa membawa dampak buruk dalam bersosial.
Fuji Astutik, Psikolog sekaligus Dosen di Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Malang mengatakan, langkah yang harus dilakukan oleh masyarakat adalah jangan terjebak dalam tema Pemilu saja.
“Mending kita jadi orang pendiam dari pada kita respon dan blunder,” katanya.
Karena kalau kita respon mengakibatkan hubungan dengan orang lain tidak baik dengan kita. Tak hanya dengan orang lain saja, hubungan dengan istri, anak, keluarga juga akan tidak baik.
Dalam kesempatan yang sama Fuji menambahkan, selain merespon keluarga, juga jangan merespon di media sosial. Yang mana, informasi yang kita respon tersebut belum tentu kebenarannya. Karena, media sosial tidak bisa kita kontrol. Yang bisa ngontrol hanyalah diri kita.
“Jadi kalau melihat informasi di WhatsApp misalnya dan informasi itu kita anggap tidak penting dan urgen jangan kita tanggapi,” terangnya.
“Apalagi Pemilu sudah selesai, ya sudah dipasrahkan saja kepada orang yang bertanggung jawab dan itu sudah ada petugasnya masing-masing,” lanjutnya.
Kata Fuji, waktu masyarakat kecewanya tinggi, emosionalnya tinggi itu berkisar satu sampai tiga minggu. Maka kalau ingin hidup normal tanpa dihantui Pemilu, harus bisa berpikir positif.
“Jika saya tetap begini dampaknya apa?. Oh dampaknya tidak bagus. Maka kita hentikan. Kalau sudah bisa berpikir positif, dimungkinkan orang tersebut baru bisa berdamai,” pungkasnya. (nif/ono)