Opini  

Pengembangan dan Pemeliharaan Sapi Secara Baik dan Benar

Nur Fahrenza Choirul Munzilin

Oleh: Nur Fahrenza Choirul Munzilin, Prodi Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang

MEMOX.CO.ID – Pemeliharaan sapi adalah serangkaian tindakan yang melibatkan menajemen yang baik untuk memastikan kesehatan, kesejahteraan, dan produktivitas yang optimal dari sapi ternak. Aspek-aspek pemeliharaan sapi seperti nutrisi, sanitasi kandang, menajemen reproduksi, perawatan kesehatan, dan pemantauan yang cermat. Pemeliharaan sapi yang efektif membutuhka pemahaman mendalam tentang kebutuhan dan perilaku sapi.

Hewan peliharaan merupakan salah satu hewan peliharaan yang sangat disukai di masyarakat. Salah satunya hewan ternak sapi yang disukai di masyarakat, baik sapi potong maupun sapi perah. Ternak adalah hewan yang dengan sengaja dipelihara sabagai sumber pangan, sumber bahan baku industri, atau sebagai pembantu pekerjaan manusia. Usuha pemeliharaan ternak disebut petermakan dan merupakan bagian dari kegiatan pertanian secara umum.

Pemeliharaan sapi yang baik melibatkan aspek-aspek, seperti pakan yang berkualitas, sanitasi kandang, pemeriksaan kesehatan ternak secara rutin, dan penyediaan air bersin yang cukup. Pastikan sapi mendapatkan mendapatkan nutrisi yang seimbang dan lingkungan yang bersih untuk mencegah penyakit. Jika ada tanda-tanda penyakit atau masalah pada hewan ternak segera konsultasikan dengan dokter hewan.

Sapi perah merupakan komoditi peternakan yang memiliki potensi untuk dapat dikembangkan. Hal tersebut berdasarkan pada tingginya permintaan susu dikalangan masyarakat indonesia. Manajemen peternakan yang diterapkan dalam peternakan sangat berhubungan dengan produktivitasnya di antaranya manajemen perkandangan, pemberian pakan dan minum, kesehatan serta pemerahan. Jenis sapi perah yang paling populer di kalangan peternak Indonesia adalah Friesian Holstein (FH). Hal ini dikarenakan produksi susunya bisa mencapai 10 liter/hari atau antara 4500-5500 liter per masa laktasi. Sapi ini berasal dari Belanda dan dikenal di Indonesia pada abad ke-18. Sampai saaat ini sapi FH masih menjadi primadona peternak sapi di Indonesia. ciri khas dari sapi perah yaitu berwarna putih dengan belang-belang hitam atau sebaliknya. Pengembangan sapi melibatkan upaya untuk meningkatkan genetika, nutrisi, dan manajemen peternakan untuk menghasilkan ternak yang lebih produktif dalam hal daging, susu, dan reproduksi. Pengembangan ternak saat ini mencakup berbagai elemen teknologi dan praktik manajemen modern untuk meningkatkan produksi hewan ternak dan kesejahteraan ternak. Aspek utama pengembangan ternak melalui seleksi genetik adalah penggunaan teknik genetik untuk memilih sifat-sifat yang diinginkan seperti laju pertumbuhan, ketahanan terhadap penyakit, dan efisiensi pakan.

Berdasarkan potensi sumber daya alam, sumber daya genetik, teknologi, dan budaya masyarakat Indonesia, maka sesungguhnya Indonesia memiliki potensi yang besar untuk pengembangan ternak sapi. Pengembangan peternakan saat ini tidak hanya fokus pada peningkatan produksi, namun juga keberlanjutan, kesejahteraan hewan, dan pengurangan dampak lingkungan. Peternak modern sering kali memasukkan teknologi dan pengetahuan ilmiah ke dalam pengelolaannya sehari-hari untuk mencapai hasil yang optimal. Pengetahuan ilmiah memiliki peran krusial dalam pengembangan dan kemajuan dalam bidang peternakan. Berbagai cabang ilmu seperti ilmu pakan, reproduksi hewan, genetika, kesehatan hewan, dan manajemen peternakan berkontribusi pada peningkatan produktivitas, kesejahteraan ternak, dan keberlanjutan peternakan. Sedangkan teknologi memainkan peran yang krusial dalam pengembangan ilmu peternakan dan pengelolaan peternakan secara efisien. Berbagai inovasi teknologi telah diterapkan untuk meningkatkan produktivitas, kesejahteraan hewan, dan keberlanjutan peternakan. Contoh dari teknologi yang digunakan dalam ilmu peternakan yaitu sensor/pemantauan digital, penerapan teknologi genetika, teknologi reproduksi buatan, dan robotika dalam pemeliiharaan. Penggunaan teknologi dalam bidang peternakan mendukung petani dalam meningkatkan produksi, mengurangi ancaman penyakit, memperbaiki efisiensi, dan mengawasi kesejahteraan hewan. Perkembangan terus-menerus dalam teknologi akan terus menghasilkan inovasi dan peningkatan dalam sektor ini.

Pemilihan jenis sapi harus dipertimbangkan dengan cermat sesuai dengan tujuan pemeliharaan, kondisi lingkungan, dan sumber daya yang tersedia. Berikut adalah beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis sapi yaitu tujuan utama untuk produksi daging, maka pertimbangkan jenis sapi yang memiliki potensi pertumbuhan daging yang baik, seperti sapi potong atau sapi pedaging. Untuk tujuan utama untuk produksi susu, maka jenis sapi laktas yang cocoki seperti Holstein, Jersey, atau Friesian dapat dipilih. Beberapa jenis sapi dapat dipilih untuk tujuan produksi ganda, yaitu susu dan daging, seperti sapi Simmental atau Brown Swiss.

Sapi dapat hidup dalam berbagai kondisi iklim, tetapi suhu yang ideal untuk sapi bisa bervariasi tergantung pada jenis sapi dan tujuan pemeliharaan. Secara umum, sapi cenderung nyaman dalam suhu yang relatif stabil dan moderat. Dengan pemahamaan suhu udara yang nyaman bagi ternak sapi perah berkisar 15-22⁰C (Nurdin 2011), maka menurut MCDowell (1972) ternak yang dipelihara di daerah dengan kondisi lingkungan yang nyaman (comfort zone), merupakan daerah yang paling sesuai untuk kehidupan ternak tersebut Di Indonesia, yang memiliki iklim tropis, suhu harian rata-rata berkisar antara 250C hingga 320C sepanjang tahun, dengan kelembaban tinggi.

Suhu lingkungan dapat mempengaruhi kesejahteraan dan produktivitas sapi. Beberapa permasalahan umum yang dapat muncul pada sapi terkait suhu melibatkan situasi suhu ekstrem, baik itu panas atau dingin. Pada suhu panas ekstrem Sapi dapat mengalami stres panas saat suhu tinggi dan kelembaban rendah atau tinggi. Ini dapat menyebabkan penurunan produksi susu, menurunnya pertumbuhan, dan bahkan masalah kesehatan yang serius. Sedangkan pada suhu dingin sapi dapat mengalami stres dingin saat suhu turun di bawah ambang kenyamanan. Ini dapat menyebabkan penurunan pertumbuhan, penurunan produksi susu, dan bahkan kematian pada kondisi ekstrem.

Mengatasi permasalahan yang terkait dengan suhu pada sapi, perlu dilakukan beberapa langkah yang dapat meningkatkan kenyamanan dan kesejahteraan ternak. Pada saat suhu panas Pastikan sapi memiliki akses yang cukup ke air bersih karena sapi membutuhkan lebih banyak air saat suhu tinggi. Sediakan tempat berlindung dari sinar matahari langsung atau atap yang memberikan kesejukan. Sedangkan pada suhu dingin sediakan tempat berlindung dari angin dan hujan untuk melindungi sapi dari stres dingin. Sesuaikan pakan sapi dengan kebutuhan energi tambahan pada suhu dingin untuk menjaga berat badan dan kesehatan sapi. Solusi umumnya peternak melakukan pemantauan kesehatan secara
rutin dan identifikasi gejala stres panas atau dingin sejak dini dan gunakan praktik penggembalaan yang efisien dan sesuai dengan kondisi iklim setempat. (*)