Oleh: Amr Mar’iy Pikoli, Mahasiswa Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang
MEMOX.CO.ID – Dinamika sosial adalah istilah yang merujuk pada proses perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat akibat interaksi antar individu, kelompok, ataupun lembaga sosial. dinamika sosial mencerminkan bagaimana individu dan kelompok saling berinteraksi, beradaptasi, dan berevolusi seiring waktu dalam konteks sosial tertentu. Komunitas YEPE (Young Pioneers Mountain Climber) Malang merupakan salah satu organisasi Informal di Malang yang didirikan pada 1 November 1969 oleh sekelompok pemuda di puncak Gunung Semeru. Para pendirinya adalah Heroe Soeprapto, Alex Pitoyo, G. Soebandi, dan Soedarmadji. Komunitas tim pendaki gunung dan penjelajah alam (YEPE) berdisi sejak 1 November 1969. Sesuai dengan nama komunitasnya, basis dari kegiatan Komunitas Yepe ini beraktifitas di alam bebas seperti gunung, tebing, laut, dan goa, serta dalam pembuatan buku berbasis petualangan. YEPE didirikan sebagai respon terhadap masalah sosial yang dihadapi generasi muda pada masa itu, seperti pergaulan bebas dan penyalahgunaan alkohol serta narkoba. Organisasi ini bertujuan menciptakan wadah kegiatan positif yang dapat meredam dekadensi moral di kalangan remaja Malang
YEPE tidak hanya fokus pada pendakian gunung tetapi juga mengedepankan pendidikan dan pelatihan bagi anggotanya. Mereka menerapkan sistem pelatihan yang dikenal sebagai Basic Training, yang bertujuan untuk membekali anggota dengan keterampilan mendaki dan pengetahuan tentang lingkungan. Selain itu, komunitas ini juga aktif dalam mengkampanyekan kesadaran akan dampak negatif dari penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan serta pentingnya menjaga etika dalam kegiatan alam bebas.
Teori interaksionisme simbolik adalah pendekatan dalam sosiologi yang mengkaji bagaimana individu membentuk makna melalui interaksi sosial menggunakan simbol-simbol. Teori ini berakar dari pemikiran George Herbert Mead, yang menekankan bahwa makna tidak bersifat tetap, melainkan dibentuk dan dimodifikasi melalui proses interaksi antar individu. Teori interaksionisme simbolik,ini diperkenalkan oleh George Herbert Mead yang berfokus pada bagaimana individu berinteraksi melalui simbol-simbol yang mereka ciptakan dan gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam konteks organisasi, teori ini memiliki implikasi yang signifikan terhadap cara anggota organisasi berinteraksi dan membentuk identitas serta konsep diri mereka.
Interaksionisme simbolik berargumen bahwa makna dalam interaksi sosial tidak bersifat tetap, melainkan dibentuk dan dinegosiasikan melalui komunikasi. Individu merespons situasi berdasarkan makna yang mereka interpretasikan dari lingkungan sosial mereka, termasuk perilaku orang lain dan objek di sekitar mereka. Proses ini menciptakan simbol-simbol yang digunakan dalam komunikasi, baik verbal maupun non-verbal, yang memungkinkan individu untuk menyampaikan dan memahami makna dalam interaksi sosial.
Dalam organisasi, interaksionisme simbolik membantu menjelaskan bagaimana budaya organisasi dan nilai-nilai kolektif dibentuk melalui interaksi antar anggota. Interaksi ini tidak hanya membentuk struktur organisasi tetapi juga mempengaruhi konsep diri anggota organisasi. Konsep diri ini mencakup aspek-aspek seperti emosi, peran, dan nilai-nilai individu yang terbentuk melalui pengalaman sosial di dalam organisasi.
Dalam konteks perubahan sosial, interaksionisme simbolik menjelaskan bahwa perubahan tidak hanya terjadi karena faktor struktural atau ekonomi, tetapi juga melalui proses komunikasi dan negosiasi makna di antara individu. Seperti Gerakan sosial dan adaptasi lingkungan.