Opini  

Ternak Ayam Kampung Terpadu dengan Magot BSF

Muhammad Hilal Mubarok

Oleh: Muhammad Hilal Mubarok, Prodi Peternakan, Fakultas Pertanian Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang

MEMOX.CO.ID – Ayam kampung merupakan ayam lokal Indonesia yang sangat potensial untuk dikembangkan dan berperan penting dalam ketahanan pangan, khususnya sumber protein hewani asal ternak unggas bagi peternak modern. Ayam kampung memiliki kekurangan, yaitu pertumbuhannya yang cukup lambat dibandingkan ayam ras pedaging dan nilai konversi pakan masih terlalu tinggi untuk menghasilkan pertambahan bobot. Pakan merupakan faktor penting dalam pemeliharaan ayam kampung. Penyediaan pakan yang berkualitas merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan peternakan dan menjadi komponen terbesar dalam kegiatan usaha, yaitu 50-70% (Katayane et al, 2014:2). Dalam hal ini, protein menjadi komponen penting dalam formula pakan ternak dibandingkan nutrisi lain karena fungsinya yang dalam pembentukan jaringan tubuh .

Permintaan bahan baku protein dari tepung ikan dan kedelai semakin meningkat menyebabkan harga bahan baku protein semakin mahal. Secara ekonomi, menyebabkan pemenuhan sumber protein cukup membebani biaya produksi. Menurut (Van Huis, 2013:2), Insekta telah banyak didiskusikan oleh para peneliti di dunia sebagai sumber protein alternatif. Insekta merupakan sumber protein alternatif yang memiliki kandungan nutrisi tinggi, dinilai lebih ekonomis dan bersifat ramah lingkungan. Dalam magot BSF tedapat kandungan insekta. Magot BSF merupakan salah satu dari berbagai insekta yang dapat dikembangkan sebagai pakan ternak ayam kampung bagi para peternak modern. Maggot BSF pada fase larva atau maggot dapat digunakan sebagai pakan ternak. Maggot dapat diproduksi secara mudah dan cepat.

Ternak ayam kampung terpadu dengan penggunaan magot BSF (Black Soldier Fly) telah muncul sebagai inovasi menarik dalam dunia peternakan modern. Sistem ini tidak hanya memperhatikan aspek ekonomi produksi ayam kampung, tetapi juga menjawab tantangan pengelolaan limbah organik. Keberlanjutan menjadi pusat perhatian global, pertanian berkelanjutan menjadi lebih dari sekadar tren. Perubahan iklim, keterbatasan sumber daya alam, dan tuntutan konsumen untuk produk pangan yang lebih berkualitas menciptakan kebutuhan akan pendekatan pertanian yang inovatif serta berkelanjutan. Dalam konteks ini, ternak ayam kampung terpadu dengan magot BSF muncul sebagai solusi yang memadukan efisiensi produksi dengan pengelolaan limbah yang lebih baik. Ternak ayam kampung terpadu dengan penggunaan magot BSF (Black Soldier Fly) telah muncul sebagai inovasi menarik dalam dunia peternakan modern. Dengan keberlanjutan sebagai fokus utama, sistem ini tidak hanya memperhatikan aspek ekonomi produksi ayam kampung, tetapi juga menjawab tantangan pengelolaan limbah organik.  

Maggot atau belatung sejatinya merupakan larva dari lalat hermetia illucens atau black soldier yang bermetamorfosis menjadi maggot atau belatung yang kemudian menjadi black soldier fly muda. Proses metamorfosis yang dilakukan larva lalat ini tidak begitu lama, hanya membutuhkan waktu kurang lebih 14 hari atau dua minggu. Larva jenis ini sangat aktif memakan berbagai bahan organik seperti sampah rumah tangga berupa buah-buahan, sayuran, sampah pasar, sampah dapur, limbah ikan dan kotoran hewan ternak. Salah satu metode pengelolaan sampah organik yang sedang dikembangkan, yaitu menggunakan proses biokonversi dengan bantuan organisme berupa maggot atau larva dari Black Soldier Fly (BSF). Biokonversi merupakan proses perombakan limbah organik menjadi sumber energi metan melalui proses fermentasi yang melibatkan microorganisme hidup seperti bakteri, jamur dan larva serangga .

Hasil budidaya maggot BSF memiliki nilai ekonomis berupa pakan ternak khusus ternak ayam kampung dan yang memiliki nilai jual yang tinggi di pasaran, dan juga menghasilkan pupuk organik dari sisa media tumbuh maggot lalat BSF. Maggot BSF dapat mengurangi ketergantungan para peternak ayam kampung dan terhadap penggunaan pakan pabrikan sehingga dapat menjadi solusi pemasalahan pakan ternak yang harganya terus meningkat. Pakan merupakan salah satu faktor penting dalam mendukung perkembangan usaha budidaya hewan ternak, penggunaan larva segar dapat memberikan pengaruh yang nyata terhadap peternak ayam kampung. Konsep suatu usaha adalah memperoleh keuntungan maksimal dan meminimalisir pengeluaran khususnya untuk pemberian pakan. Pakan merupakan hal terpenting, karena hal itu yang menjadi tolak ukur berkembang atau tidaknya suatu usaha peternakan.

Banyak peternak yang mengeluhkan mahalnya harga pakan, sehingga mengalami kerugian akibat harga jual hewan ternaknya tidak mampu menutupi biaya produksi . Melihat dari kondisi diatas kebanyakan peternak enggan untuk membeli pakan yang kandungan proteinnya tinggi, sehingga solusi yang tepat adalah melalui budidaya maggot BSF sebagai pakan alternatif untuk pemenuhan protein hewani dan di jadikan pupuk. Maggot BSF merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan sebagai sumber protein. Menurut (Faridah & Cahyono, 2020:2), Maggot BSF memiliki kadar protein yang tinggi yaitu yaitu 44,26% dengan kandungan lemak mencapai 29,65% karena tumbuh dari bahan organik yang membusuk seperti bangkai, buah, sayur-mayur  menjadi elemen kunci dalam sistem ini. Dikenal karena kandungan nutrisinya yang tinggi, magot BSF tidak hanya menjadi sumber pakan yang berkualitas untuk ayam kampung tetapi juga berperan penting dalam penguraian limbah organik.

Penggunaan magot BSF dalam pakan ayam kampung bukan hanya sekadar pengganti pakan konvensional, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kesehatan hewan. Pada bagian ini, akan dibahas secara spesifik bagaimana protein dan lemak yang terkandung dalam magot BSF dapat memperbaiki kondisi fisik ayam, meningkatkan resistensi terhadap penyakit, dan secara keseluruhan meningkatkan produktivitas ternak. Selain manfaat nutrisi, magot BSF juga memainkan peran krusial dalam pengelolaan limbah organik. Kandang ayam kampung yang terintegrasi dengan magot BSF menciptakan sistem lingkaran tertutup di mana limbah organik diubah menjadi sumber daya bernilai. Proses penguraian limbah oleh magot BSF tidak hanya mengurangi volume limbah, tetapi juga menghasilkan pupa yang dapat digunakan sebagai sumber pakan tambahan.

Sebuah sistem ternak yang berkelanjutan tidak hanya terfokus pada aspek nutrisi dan limbah, tetapi juga melibatkan praktik pemeliharaan ayam yang ramah lingkungan. Pada halaman ini, kita akan membahas penggunaan sumber energi terbarukan, pengurangan penggunaan antibiotik, dan seleksi bibit yang tahan terhadap penyakit. Semua ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan pertanian yang seimbang dan berkelanjutan. Pendidikan dan pelatihan kepada peternak lokal merupakan kunci kesuksesan implementasi sistem ternak ini agar peternak dapat mengoptimalkan hasil produksi dan menjaga keberlanjutan sistem ini. (*)