MEMOX.CO.ID — Keluarga besar SMAN 1 Tenggarang Bondowoso terus menunjukkan komitmennya dalam menciptakan lingkungan pendidikan yang inspiratif, berkarakter, dan berdaya saing tinggi. Sekolah ini mengembangkan program unggulan Sekolah Inovatif Ketahanan Pangan (SIKAP) sebagai ciri khas dan jati diri sekolah.
Kepala SMAN 1 Tenggarang, Guntur Ananto, menegaskan pentingnya peran guru dan tenaga pendidik dalam menebarkan inspirasi dengan hati untuk mendukun program tersebut.
“Kami ingin menghadirkan pembelajaran yang hidup, bukan hanya mencerdaskan pikiran, tetapi juga menguatkan karakter siswa. Karena masa depan Bondowoso dan Jawa Timur lahir dari ruang-ruang kelas yang penuh semangat dan cinta belajar,” ujar Guntur, Sabtu (1/10/2025).
Dengan semangat belajar dan semangat berkarya, sekolah ini bertekad menjadikan setiap ruang kelas sebagai laboratorium kehidupan tempat tumbuhnya inovasi, karakter, dan prestasi peserta didik.
Program SIKAP mengajak siswa berinovasi dan memanfaatkan potensi alam sekitar sebagai laboratorium pembelajaran nyata. Dengan kondisi tanah yang subur, SMAN 1 Tenggarang berharap dapat melahirkan generasi tangguh yang peduli terhadap lingkungan sekaligus berkontribusi pada ketahanan pangan nasional.
Selain fokus pada pembelajaran, sekolah juga menanamkan budaya peduli terhadap kebersihan dan keindahan lingkungan.
“Sekolah yang bersih, indah, dan rapi mencerminkan jiwa yang berkarakter. Kami ingin setiap siswa merasa memiliki dan menjaga lingkungan sekolah dengan sepenuh hati,” tambah Guntur.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, Aries Agung Paewai, menjelaskan bahwa pembelajaran di sekolah diarahkan agar lebih relevan dengan kebutuhan dunia kerja.
“Anak-anak kita diajarkan untuk siap berkompetisi di berbagai bidang, terutama dunia kerja. Melalui laboratorium alam dan kegiatan produktif, mereka tidak hanya belajar teori, tetapi juga mempraktikkan keterampilan nyata,”jelasnya.
Ia mendorong seluruh sekolah yang memiliki lahan untuk lebih produktif dan berinovasi dalam mendukung ketahanan pangan serta meningkatkan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Beberapa sekolah bahkan telah menjalin kolaborasi dengan pihak swasta, termasuk SPPG, untuk mengembangkan produk pertanian dan pangan lokal.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, secara resmi meluncurkan program Sekolah Inovatif Ketahanan Pangan (SIKAP) sebagai pengganti program School Food Car. Program ini menekankan pentingnya ketahanan pangan berbasis sekolah, sejalan dengan arah kebijakan nasional dalam Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
“Saya minta agar program School Food Car diubah menjadi SIKAP, karena pada dasarnya program ini memang berbasis ketahanan pangan, sesuai dengan prioritas nasional,” tegas Gubernur Khofifah.
Khofifah mencontohkan bagaimana kreativitas sekolah mampu mengubah lahan tidak produktif menjadi kawasan hijau dan produktif. Melalui implementasi program SIKAP, Pemerintah Provinsi Jawa Timur berharap dapat menumbuhkan semangat inovasi, kemandirian, dan kepedulian terhadap ketahanan pangan sejak dini. Sekolah tidak hanya menjadi tempat belajar, tetapi juga pusat praktik nyata pengelolaan sumber daya pangan yang berkelanjutan.
“Yang semula area tumpukan sampah, kini bisa menjadi lahan subur dengan aneka tanaman, ikan, dan pupuk organik hasil olahan sendiri,” ungkapnya.
Program SIKAP akan diimplementasikan di seluruh SMA dan SMK di bawah koordinasi Pemerintah Provinsi Jawa Timur, serta melibatkan Dinas Pertanian untuk melakukan pendampingan teknis.
“Kami ingin sekolah menjadi laboratorium edukasi dan sekaligus suplier pangan lokal bagi masyarakat sekitar,”pungkasnya.
Dengan semangat belajar, berinovasi, dan berkarakter, SMAN 1 Tenggarang Bondowoso siap berkontribusi nyata dalam membangun kemandirian pangan dan mencetak generasi unggul menuju Indonesia Emas 2045.(rif/syn)






