Bisnis  

Petani Sawit di Kabupaten Malang Mengeluh Harga Murah

Petani Sawit di Kabupaten Malang Mengeluh Harga Sawit Murah
Kelapa sawit hasil petani dipamerkan dalam acara HUT ke-53 Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan Kabupaten Malang. (foto: nif)

MEMOX.CO.ID – Petani kelapa sawit di Kabupaten Malang, mengeluh harga penjualan sawit terlampau murah. Dari harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah Rp3 ribu perkilo, sejumlah perusahaan membelinya Rp1 ribu saja.

Tidak hanya itu, pembayaran dari perusahaan kepada petani terseok-terseok. Sebab, terkadang empat bulan, terkadang enam bulan kelapa sawit baru dibayar oleh perusahaan.

Atas dasar itulah, salah satu petani sawit Samenum asal Desa Girimulyo, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang, berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang, maupun pemerintah setempat untuk menangani masalah sawit tersebut.

“Harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah Rp3 ribu perkilo. Sekarang kami dibeli oleh pihak perusahaan ke patani itu Rp1 ribu. Itupun keuangannya terseok-seok. Tiga bulan baru dikasi, lima bulan, enam bulan baru diberi. Padahal kami setor satu bulan dua kali,” katanya Selasa (23/7/2024) kemarin.

Ketika setor sawit ke pabrik sawit yang ada di Blitar, Samenum mengaku sekitar 36 ton sawit. Atas segudang permasalahan itu, petani terpaksa melaporkan ke Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKSI) tentang masalah tersebut.

“Jadi Alhamdulillah sekarang ada tanggapan dari asosiasi itu sudah workshop di Malang dan malahan akan dikembangkan untuk tanaman sawit di Kabupaten Malang,” ujarnya.

Sebenarnya, jika dibandingkan dengan menanam tanaman lain, sawit disebut lebih mudah dan cepat mendapatkan hasil. Kalau satu hektare dua minggu umpannya mendapat minimal satu ton dengan harga maksimal Rp3 ribu, berarti kalau dua ton saja selama dua bulan bisa Rp6 juta.

“Tergantung perawatan kita jugak. Kalau kita pupuk besarnya akan bertambah otomatis beratnya bertambah,” katanya.

“Karena sekarangkan lakunya cuman segitu, jadi asal asalan. Kalau gak dipupuk aja segini, apalagi dipupuk. Beratnya lebih besar,” lanjut Samenum.

Sementara itu, Bupati Malang, M Sanusi, menyebut akan mengembangkan potensi sawit jika banyak masyarakat yang mengembangkan. Karena memang, hasil dari workshop APKSI Dirjen menteri Pertanian hasilnya sawit di Kabupaten Malang bagus.

“Kemarin dari Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKSI) bersama Dirjen menteri Pertanian lagi workshop di Malang selama seminggu ini. Nah hasilnya kemarin sudah disampaikan, bahwa hasilnya bagus,” katanya.

Sehingga dengan demikian, melihat banyak lahan tidur di Kabupaten Malang, nantinya lahan itu bisa ditanami sawit. Apalagi sawit itu tidak memerlukan perawatan yang rumit.

“Ya nanti jika ada petani yang mau menanam sawit dan potensinya bagus bisa kita kembangkan,” pungkasnya. (nif/syn)