MEMOX.CO.ID – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jombang melalui Dinas Perumahan dan Permukiman (Perkim) melakukan perluasan jaringan perpipaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Desa Kudubanjar, Kecamatan Kudu. Langkah ini dilakukan untuk mengatasi permasalahan krisis air bersih yang kerap terjadi di wilayah tersebut, khususnya saat musim kemarau.
Kepala Dinas Perkim Jombang, Agung Hariadi, ST., MM, menjelaskan bahwa air bersih merupakan kebutuhan dasar masyarakat yang harus dipenuhi pemerintah. Menurutnya, ketersediaan air bersih bukan hanya penting untuk keperluan sehari-hari seperti memasak, mandi, dan mencuci, tetapi juga berdampak besar terhadap kesehatan, lingkungan, hingga ekonomi warga desa.
“Air bersih dapat mencegah berbagai penyakit yang ditularkan melalui air seperti diare, kolera, dan disentri. Selain itu, ketersediaannya mendukung kegiatan ekonomi, pertanian, hingga pariwisata desa,” ujar Agung saat dikonfirmasi media, Kamis (5/6/2025).

Agung juga menambahkan bahwa penyediaan air bersih berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kebersihan dan kesehatan lingkungan. Lebih jauh lagi, hal ini sejalan dengan upaya mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) dan peningkatan kualitas sumber daya manusia di daerah.
“Desa Kudubanjar merupakan salah satu wilayah rawan air bersih di Kabupaten Jombang. Untuk itu, perluasan jaringan perpipaan menjadi solusi strategis yang kami lakukan agar kebutuhan air bersih masyarakat bisa tercukupi,” jelasnya.
Melalui program ini, Pemkab Jombang menargetkan pembangunan sarana dan prasarana air minum yang terintegrasi dalam sistem jaringan pipa. Harapannya, hal ini bisa menambah debit air dan jumlah sambungan rumah (SR) yang terlayani, sehingga mampu memenuhi kebutuhan air bersih warga setempat.
Adapun pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Desa Kudubanjar dengan sistem swakelola. Nilai pekerjaan proyek ini mencapai Rp200 juta.
“Dengan sistem swakelola desa, kami harap pembangunan bisa lebih efektif dan memberdayakan masyarakat lokal,” pungkas Agung. (wis)