MEMOX.CO.ID – Maraknya pembakaran sampah yang dilakukan oleh masyarakat Kota Batu berpotensi menambah kenaikan penderita penyakit infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Saat ini, tercatat hingga Agustus kemarin sebanyak 18.789 kasus dan mengalami peningkatan dibandingkan dengan 2022 lalu yang penderita ISPA yang berada diangka 12.686.
Hal ini dibenarkan oleh Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Penanganan Bencana Dinas Kesehatan Kota Batu dr. Susana Indahwati saat diwawancarai pada Jumat (15/9/2023). “ISPA di 2023 terjadi karena penurunan daya tahan tubuh dan kondisi cuaca yang ekstrem Pembakaran sampah yang marak dilakukan warga akhir-akhir ini juga berpotensi menyebabkan penyakit ISPA,” katanya.
Baca juga: Buang Sampah Sembarangan Masih Jadi Momok Kota Batu
Meskipun dampak pembakaran sampah mungkin masih belum terasa, namun ia menguraikan semakin banyak pembakaran sampah dilakukan maka udara juga akan makin tercemar. Karena udara yang terkontaminasi zat kimia akibat pembakaran dapat menyebabkan infeksi di saluran pernapasan sehingga kualitas hidup juga akan menurun.
Terlebih ISPA dapat menyerang beragam golongan umur mulai dari 6 hingga 60 tahun terutama pada usia-usia produktif yang memiliki mobilitas tinggi. “Kami menghimbau kepada masyarakat untuk tidak menyepelekan penyakit ini, apabila gejala bertambah berat dalam tiga hari disertai sesak napas berat maka dianjurkan untuk segera mencari pertolongan ke dokter,” imbuhnya.
Seperti yang pernah ditulis Memox sebelumnya, pembakaran sampah sembarangan masih terjadi di Kota Batu dan biasanya terjadi di daerah-daerah yang relatif sepi seperti dikawasan Jalan Mustari kelurahan Ngaglik, kemudian di pojok Jalan Stadion Utara, kawasan Jalan Abdul Gani Atas menuju Vila Panderman Hills dan sejumlah daerah lainnya.Pembakaran semacam ini diperkirakan akan terus berlangsung selama di Kota Batu belum ada tempat pembuangan akhir (TPA) baru yang bisa menggantikan TPA Tlekung. (rul)