MEMOX.CO.ID – Pasar Among Tani mulai menjadi pusat perputaran ekonomi di Kota Batu pada Senin (2/10/2023) tanpa adanya seremonial apapun. Meski begitu, kondisi pasar cukup ramai transaksi jual beli baik dari lantai pertama hingga lantai ketiga.
Salah satu pedagang daging Choirul Bakri mengaku cukup nyaman meskipun terdapat beberapa fasilitas yang kurang. “Sudah nyaman, cuma ada beberapa fasilitas yang kurang antara lain colokan listrik, soalnya saya kan jual daging, jadi butuh colokan untuk menempatkan freezer kulkas. Untuk luasan 2×3 meter bagi kami sudah cukup, kalau segi keamanan pedagang tentu menambahkan sendiri misal rantai atau gembok biar aman,” katanya.
Ia juga mengaku pasa penjualan hari pertama, omzetnya sudah terbilang lumayan meski para pelanggan sempat mencari keberadaan kiosnya. Sedangkan untuk pelanggan yang baru masih belum banyak yang berkunjung ke tempatnya tidak seperti saat posisi lapaknya yang sudah cukup strategis di pasar saat sebelum dibangun.
Baca juga: Bulan Depan Pasar Among Tani Beroperasi
Senada pedagang jajanan kering Totok Andritanto mengaku mau berjualan setelah terbitnya Surat Edaran dari UPT Pasar Kota Batu nomor 644/ 246/422.113.001/2023 yang berisikan Pedagang dan pengunjung telah diperbolehkan untuk melakukan aktivitas jual beli. Ia juga menegaskan pada hari pertama bejualan omsetnya juga sudah lumayan meski masih tahap penjajakan karena banyak pelanggannya yang belum tahu tempat ia berjualan.
“Lumayan ramai, tapi pihak pengelola harusnya memberikan kelonggaran aturan, soalnya saya tidak diperbolehkan mengeluarkan dagangan saya dari area bedak. Kan ini bedaknya kekecilan. Kami juga ingin nanti iuran bedak abonemen yang memiliki SK setiap bulannya tidak terlalu mahal. Pasalnya meski belum ada informasi pasti kami mendengar beberapa isu bila iuran perhari yang akan diberlakukan Rp 10 ribu sehari tiap bedak bahkan asa juga informasi perbulan Rp 100 ribu setiap bedak. Meski belum pasti saya berharap nanti bisa lebih murah, soalnya saya ada 5 bedak,” paparnya.
Baca juga: Pembangunan Pasar Induk Among Tani di Kota Batu Rampung, Pedagang Segera Direlokasi
Abonemen lapak sendiri dikatakan olehnya terpisah dengan tarikan kebersihan, sampah, dan lainnya mengingat di pasar lama tiap bulan pihaknya membayar iuran bulanan Rp 65 ribu setiap 2 bedak. Ia juga menilai apabila nantinya tarif yang diberikan terlalu mahal maka para pedagang akan menyampaikan keluhan kepada UPT agar setidaknya dapat bernegosiasi untuk mencari jalan tengah.
Terpisah, Ahmad Saiful yang datang bersama keluargany mengaku sudah berkeliling pasar bersama keluarganya seperti ke food court dan melihat baju untuk anak-anaknya. “Pasar sekarang nyaman, bersih, dan megah. Jadi enak kalau ajak keluarga jalan-jalan, tapi masih banyak kios yang kosong. Begitu juga toilet, tadi banyak yang kebingungan memfungsikan toilet duduk,” tutup warga asli Desa Sidomulyo itu. (rul)