MEMOX.CO.ID – Pemilihan Direktur Politeknik Negeri Malang (Polinema) periode mendatang telah memasuki tahap krusial. Di antara para calon yang mencuat, nama Mohamad Zenurianto, Dipl.Ing. HTL., M.Sc., yang menempati urutan keempat dalam daftar calon direktur, menarik perhatian karena rekam jejak, visi transformatif, dan kedekatannya dengan Polinema sebagai **alumni asli* institusi pendidikan vokasi ternama ini.
Dengan membawa visi besar “Polinema Unggul, Humanis, dan Sejahtera”, Zenurianto hadir bukan hanya sebagai pemimpin administratif, melainkan sebagai figur yang memahami denyut nadi kampus dari dalam. Sebagai lulusan asli Polinema, ia membawa semangat kembali untuk membangun kampus yang pernah menempanya menjadi seorang profesional di bidang teknologi terapan.
Visi Polinema sebagai Rumah Besar Sivitas Akademika
“Saya ingin Polinema menjadi rumah besar yang ramah bagi seluruh sivitas akademika, dengan sistem tata kelola yang transparan dan berpihak pada peningkatan kesejahteraan,” ujar Zenurianto dalam pemaparan visinya.

Konsep humanis yang ia usung tak hanya jargon. Menurutnya, kampus harus menjadi tempat yang nyaman, inklusif, dan mendukung tumbuh kembang semua elemen – dari mahasiswa, dosen, hingga tenaga kependidikan. “Iklim akademik yang sehat hanya bisa tumbuh dari interaksi yang setara, terbuka, dan kolaboratif,” imbuhnya.
Zenurianto meyakini bahwa pendekatan humanistik tidak bertentangan dengan keunggulan akademik, justru menjadi fondasi penting dalam menciptakan ekosistem pendidikan vokasi yang bermutu dan berkelanjutan.
Program Kerja: Dari Revitalisasi Kurikulum hingga Inkubator Teknologi
Dalam paparannya, Zenurianto memaparkan sejumlah program kerja unggulan yang disusun secara realistis namun inovatif. Fokus utamanya adalah revitalisasi kurikulum berbasis industri, sebagai respon terhadap perubahan kebutuhan dunia kerja yang sangat cepat.
“Sudah waktunya Polinema tidak hanya adaptif, tetapi juga proaktif dalam menyusun kurikulum yang relevan dengan kebutuhan pasar dan industri,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia menggarisbawahi pentingnya membangun inkubator bisnis berbasis teknologi terapa sebagai jembatan antara kampus dan dunia industri. Langkah ini akan membuka ruang bagi mahasiswa untuk tidak hanya menjadi pekerja, tetapi juga menjadi pencipta lapangan kerja.
“Polinema harus menjadi pusat inovasi terapan yang mendorong mahasiswa untuk menciptakan solusi nyata bagi permasalahan industri dan masyarakat,” tambahnya.
Penguatan Jejaring Alumni dan Internasionalisasi SDM
Sebagai alumni, Zenurianto sangat memahami potensi besar jejaring lulusan Polinema yang saat ini tersebar di berbagai sektor industri, pemerintahan, dan dunia usaha. Ia berkomitmen untuk menghidupkan kembali peran alumni sebagai mitra strategis kampus.
“Alumni adalah aset luar biasa yang bisa berperan sebagai mentor, penyedia peluang magang, bahkan investor dalam riset dan startup kampus,” ujarnya.
Selain itu, ia menekankan pentingnya *pengembangan SDM dosen dan tenaga kependidikan*, yang menjadi motor utama peningkatan mutu pendidikan. Program pelatihan, sertifikasi nasional maupun internasional, hingga peluang kolaborasi luar negeri akan digencarkan di bawah kepemimpinannya.
“SDM yang unggul adalah syarat mutlak bagi institusi yang ingin naik kelas,” tegas Zenurianto.
Transformasi Layanan Pendidikan yang Terintegrasi
Dalam era digitalisasi pendidikan, Zenurianto juga menyoroti pentingnya pembenahan sistem layanan pendidikan secara menyeluruh. Ia merancang transformasi digital yang menyentuh berbagai aspek: mulai dari sistem informasi akademik, pembelajaran daring, hingga tata kelola keuangan dan SDM.
Menurutnya, semua sistem ini harus dirancang terintegrasi, mudah diakses, dan berbasis data yang akurat, agar pengambilan keputusan di level institusi menjadi lebih cepat, tepat, dan akuntabel.
“Saya membayangkan Polinema sebagai kampus vokasi modern yang efisien, transparan, dan berbasis layanan prima untuk seluruh pemangku kepentingan,” katanya.






