MEMOX.CO.ID – Tradisi Haul Sesepuh dan Sedekah Bumi digelar warga Dusun Ringin Woh, Desa Sidorejo, Kecamatan Bungah, Kabupaten Gresik, pada Kamis (30/10/2025) malam Jumat Legi di area makam desa. Kegiatan tahunan ini diadakan sebagai bentuk rasa syukur atas rezeki dan hasil bumi yang melimpah, sekaligus mengirim doa kepada para leluhur yang dahulu membuka wilayah tersebut. Dengan dukungan pemerintah desa dan antusiasme warga, acara berlangsung khidmat dan meriah, mencerminkan semangat kebersamaan serta kepedulian masyarakat dalam melestarikan tradisi turun-temurun.
Kepala Desa Sidorejo, Khamid menyampaikan terimakasih karena kegiatan dapat terlaksanakan setiap tahun berkat antusias panitia beserta warga Dusun Ringin Woh.
“ Saya menyampaikan Terimakasih dan penghargaan begitu mendalam khusus untuk panitia dan warga Dusun Ringin Woh, sehingga bisa terlaksananya setiap tahun kegiatan haul Sesepuh dengan kegiatan yang luar biasa, “ ucapnya dalam sambutan acara.
Khamid juga berharap supaya nanti anak-anak penerus selanjutnya bisa meneruskan kegiatan yang kita lakukan sekarang
“ Semoga bisa mendidik anak – anak kita kelak supaya bisa mengikuti yang kita lakukan sekarang, “ tuturnya.
Sementara itu kepala seksi kesejahteraan, Moh Wahyudi mengatakan tujuan dilaksanakan kegiatan ini untuk memgucapkan Syukur karena dalam setahun sudah diberi rezeki oleh Allah Swt dan juga untuk mengirimkan doa kepada para sesepuh Desa Sidorejo karena sudah membukan wilayah hutan untuk dijadikan pemukiman.
“adanya haul atau sedekah bumi tujuannya satu untuk mengucapkan rasa Syukur karena selama setahun sudah diberikan rezeki oleh Allah swt berupa panen, kedua kiri doa kepada sesepuh sesepuh dan para kiai yang sudah babat alas di desa sidorejo, “ ucapnya.
Wahyudi juga menuturkan bahwa tradisi ini tidak bisa dilakukan sembarangan, karena ada ketentuan adat yang telah lama dijaga. Waktu pelaksanaanya pada bulan ke-9 atau ke-10, dan khusus untuk hari ditetapkan pada kamis kliwon malam jumat legi.
“ iya, memang disini ada ketentuan diperkirakan bulan 9 atau 10. Kalua menyangkut hari tidak bisa dirubah, harus malam jumat legi tidak boleh hari lain, “ tegasnya.
Pelaksanaan kegiatan ini berjalan cukup ramai dan mendapat sambutan positif dari para warga yang hadir. Wahyudi menyampaikan bahwa antusiasime masyarakat menunjukkan kepeduliam tinggi dalam melestarikan tradisi leluhur, serta menjadi bukti bahwa nilai kebersamaan dan gotong royong masih terjaga dengan baik di Dusun Ringin Woh.
“alhamdulliah diluar perkiraan, kita sampai kewalahan menerima tamu alhamdulillah, semoga lancer hingga acara selesai, “ ucapnya. (fer/ume)






