MEMOX.CO.ID – Santri dan keluarga besar Pesantren Roudlatul Muta’allimien Wonoasih Kota Probolinggo sedang merasakan kebahagiaan. Sebab, budidaya bawang merah yang dikelola oleh para santri kini sudah memasuki masa panen raya. Panen perdana bawang merah hasil tangan terampil para santri siap menjadi ujung tombak kemandirian ekonomi pesantren ini dilakukan, Selasa (14/11/2023).
Sekdakot Probolinggo drg. Ninik Ira Wibawati mengapresiasi dan bangga dengan kemampuan para santri Ponpes Roudlatul Muta’allimien yang telah berhasil membudidayakan Bawang Merah untuk kemandirian ekonomi pesantren.
“Saya surprise dan bangga santri Ponpes Roudlatul Muta’allimien berhasil menanam bawang hasil support dari Bank Indonesia melalui program gerakan nasional pengendalian inflasi pangan (GNPIP) bersama Universitas Brawijaya, dan DPW Hebitren Jawa Timur,” katanya.
Selain Sekdakot Probolinggo drg. Ninik Ira Wibawati, hadir juga Kepala Dinas Ketahan Pangan, Pertanian dan Perikanan Aries Santoso, Camat Wonoasih Deus Nawandi, Kabag Perekonomian dan Pembangunan Ina Lusinaliawati. Juga Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren) Jawa Timur KH Faiz AHZ, M.Fi, Pengasuh Ponpes Roudlatul Muta’allimien KH Abdul Aziz, dan Asisten Direktur Departemen Keuangan Syariah, Bank Indonesia (BI) Yason Taufik A.
Lebih lanjut Sekdakot berjanji akan mereplikasi hasil budidaya bawang merah untuk dikembangkan pada 33 Ponpes yang ada di wilayah Kota Probolinggo melalui support APBD.
“Pemkot akan segera mereplikasi budidaya bawang merah kepada 33 pesantren yang ada di Kota Probolinggo. Bangganya lagi, pesantren punya program One Pruduk One Pesantren (OPOP). Ini masih suasana peringatan HSN 2023.Jihad Santri Jayakan Negeri,”ucap Ninik Ira Wibawati.
Asisten Direktur Departemen Keuangan Syariah, Bank Indonesia (BI) Yason Taufik A mengatakan, budidaya bawang merah dengan tiga varietas bibit, yakini Batu Ijo Nganjuk, Super Philip, dan batu ijo lokal Probolinggo.
“Hasil panen dalam satu hektar bisa mencapai 11 ton. Nantinya akan kembali dilakukan uji coba yang akan dikembangkan lagi agar kualitas dan kuantitas lebih bagus. Apakah diterima pangsa pasar atau tidak, dan kalau tidak akan ditreatman lagi sesuai kebutuhan pasar,” tuturnya.