Opini  

Dampak Media Sosial terhadap Gaya Hidup Mahasiswa

Sumber Foto: Pinterest

Oleh: Annisa Dwi Elfiyanti, Universitas Muhammadiyah Malang

MEMOX.CO.ID – Media sosial adalah salah satu bentu dari new media. Dua kata terdiri dari istilah “media” dan “sosial”. “Media” mengacu pada alat komunikasi (Laughey, 2007; McQuail, 2003), dan “sosial” mengacu pada kenyataan bahwa setiap orang melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat. Menurut pernyataan ini, perangkat lunak dan media benar-benar “sosial” karena keduanya merupakan produk dari proses sosial (Durkheim dalam Fuchs, 2014). Interaksi dengan lingkungan membentuk gaya hidup seseorang. Selain itu, gaya hidup seseorang mempengaruhi perilaku pembelian mereka, yang berdampak pada banyak keputusan konsumsi individu. Pengaruh lingkungan menyebabkan pergeseran gaya hidup seseorang (Supranto & Limakrisna, 2007).

Seperti yang kita ketahui, di era globalisasi saat ini, banyak aplikasi media sosial yang muncul, menjadikannya kebutuhan masyarakat dan beberapa menjadikannya gaya hidup baru. Mahasiswa dapat terhubung dengan orang-orang dari seluruh dunia berkat media sosial, yang telah membuka pintu untuk konektivitas global. Mahasiswa dapat berbagi pengalaman, ide, dan pandangan mereka di platform seperti Facebook, Instagram, Twitter, dan TikTok, yang memperluas wawasan mereka dan membantu membangun jaringan sosial yang luas. Media sosial juga dapat membantu mahasiswa dalam mengikuti tren, berita, dan informasi terbaru.

Namun, ada potensi dampak negatif dari penggunaan media sosial terhadap gaya hidup mahasiswa. Salah satu masalah utama adalah adanya tekanan sosial untuk menampilkan citra yang sempurna di dunia maya. Mahasiswa sering merasa perlu untuk memamerkan kehidupan yang penuh prestasi, kebahagiaan, dan kesuksesan. Hal ini dapat menimbulkan tekanan yang tidak baik untuk mencapai standar yang tidak realistis. Kecemasan sosial dan perasaan rendah diri dapat muncul ketika mahasiswa membandingkan diri mereka dengan gambaran atau citra yang bagus melalui postingan di media sosial.

Selain itu, media sosial dapat menjadi sumber utama distraksi bagi mahasiswa. Ketergantungan yang berlebihan pada platform media sosial dapat mengganggu fokus dan kinerja akademik. Daripada berkonsentrasi pada tugas yang penting, mahasiswa sering menghabiskan terlalu banyak waktu untuk menggulir feed berita atau menonton video viral. Kesehatan mental mahasiswa juga dapat dipengaruhi oleh media sosial. Mahasiswa dapat mengalami depresi dan kecemasan karena sering membandingkan diri dengan orang lain. Selain itu, melihat berita atau konten yang mengganggu atau negatif juga dapat memengaruhi kesehatan emosional.

Tidak hanya itu, media sosial dapat berdampak pada gaya hidup mahasiswa. Terlalu banyak waktu yang dihabiskan di depan layar ponsel atau komputer dapat menyebabkan kurang bergerak dan kurang tidur. Selain itu, penggunaan media sosial yang berlebihan membawa risiko kesehatan mental, seperti sindrom mata kering, masalah postur tubuh, dan kurangnya interaksi sosial langsung. Tidak hanya itu, media sosial dapat berdampak pada gaya hidup mahasiswa. Meskipun terdapat dampak negatif yang perlu diperhatikan, penggunaan media sosial juga dapat bermanfaat jika digunakan dengan benar. Media sosial dapat membantu mahasiswa mempromosikan proyek dan ide mereka, memperluas pengetahuan mereka, dan membangun jejaring profesional.

Secara keseluruhan, gaya hidup mahasiswa telah sangat diubah oleh media sosial. Media sosial memungkinkan koneksi dan informasi di seluruh dunia, tetapi mereka juga dapat menyebabkan tekanan sosial dan mengganggu produktivitas. (*)