Oleh: Isna Fauziyah, Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang
MEMOX.CO.ID – Sapi merupakan salah satu dari banyaknya hewan ternak yang dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di Indonesia, bahkan sapi menjadi hewan ternak terpenting sebagai sumber daging, susu, tenaga kerja dan kebutuhan lainnya. Sapi menghasilkan sekitar 50% kebutuhan daging di dunia, 95% kebutuhan susu dan 85% kebutuhan kulit. Dari banyaknya kebutuhan manusia yang dapat terpenuhi melalui sapi, menunjukkan betapa pentingnya eksistensi peternak sapi di Indonesia, bahkan di dunia. Secara khusus, terdapat ternak sapi perah yang merupakan salah satu ternak ruminansia yang menghasilkan susu pada periode laktasi. Untuk melakukan budidaya terhadap sapi perah, pakan memiliki peran yang sangat penting, yaitu sekitar 60% sampai 70%, sebab pakan merupakan sumber utama energi bagi ternak. Kebutuhan pakan sapi perah mencapai 3% dari bobot badan. Pakan sapi perah umumnya terdiri dari hijauan dan konsestrat.
Secara garis besar, jenis-jenis sapi yang ada di dunia terbagi menjadi dua jenis, yaitu sapi Zebu (Bos indicus), yaitu jenis sapi yang berpunuk berasal dan tersebar di daerah tropis serta sapi dari kelompok Bos primigenius yang tersebar di daerah sub tropis atau lebih dikenal dengan Bos Taurus. Pusat peternakan sapi di dunia tersebar di beberapa negara, diantaranya di Italia, Amerika, Australia, Afrika dan Asia. Peternakan sapi menghasilkan banyak daging, susu dan kulit yang dapat dimanfaatkan untuk industri dan pupuk kandang sebagai salah satu sumber organik lahan pertanian. Salah satu jenis sapi yang terkenal akan produksi susunya adalah sapi Friesian Holstein. Sapi Frisian Holsten mampu memproduksi susu hingga 6350 kg per tahun dengan presentase lemak susu sekitar 3% sampai 7%. Selain itu, sapi tersebut ada yang mampu menghasilkan mencapai 25.000 kg susu per tahun apabila menggunakan bibit unggul, diberi pakan yang sesuai dengan kebutuhan, lingkungan yang mendukung dan menerapkan budidaya dengan manajemen yang baik.
Saat ini jenis sapi perah yang paling banyak dibudidaya adalah sapi Shorhorn dari Inggris, sapi Friesian Holstein (dari Belanda), sapi Yersey (dari selat Channel antara Inggris dan Perancis), sapi Brown Swiss (dari Switzerland), sapi Red Danish (dari Denmark) dan sapi Droughtmaster (dari Australia). Untuk membudidaya sapi perah, memerlukan lokasi yang ideal untuk membangun kadang, yaitu daerah yang cukup jauh dari pemukiman penduduk, tetapi dapat ditempuh menggunakan kendaraan. Kandang sapi harus terpisah dari rumah tinggal dengan jarak minimal sepuluh meter dan sinar matahari harus dapat menembus pelataran kandang serta dekat dengan lahan pertanian.
Dalam melakukan budidaya sapi perah, terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, penyiapan sarana dan peralatan, diantaranya adalah kandang yang dapat dibuat dengan tipe tunggal ataupun ganda sesuai dengan jumlah sapi perah. Pembuatan kandang dengan tujuan untuk penggemukan sapi biasanya berbentuk tunggal. Selain itu, lantai kandang harus diusahakan untuk selalu bersih guna mencegah terjadinya berbagai penyakit. Ukuran kandang untuk satu ekor sapi jantan dewasa adalah 1,5m x 2m atau 2,5m x 2m, sedangkan untuk sapi betina adalah 1,8m x 2m dan untuk anak sapi cukup berukuran 1,5m x 1m. temperatur di kandang diusahan mencapai sekitar 25 sampai 40 derajat celcius. Kedua, pembibitan. Terdapat beberapa syarat yang harus dipenuhi, diantaranya adalah produksi susu tinggi, bentuk tubuh yang seperti baji, berasal dari induk dan pejantan yang mempunyai keturunan produksi susu tinggi, tubuh sehat, pertumbuhan ambing dan putting baik, jumlah putting tidak lebih dari empat dan letaknya simetris, umur 3,5 sampai 4,5 tahun dan sudah pernah beternak, tidak membawa penyakit serta syarat lainnya.
Ketiga, pemeliharaan. Dalam melakukan pemeliharaan, peternak perlu untuk memperhatikan sanitasi dan tindakan preventif, perawatan untuk ternak, pemberian pakan dan pemeliharaan kandang. Pada pemeliharaan secara intensif, sapi dikandangkan, sehingga peternak mudah untuk mengawasinya. Kemudian, untuk melakukan perawatan, ternak dimandikan dua hari sekali. Seluruh sapi induk dimandikan setiap hari setelah kandang dibersihkan dan sebelum pemerahan susu. Ternak dapat diberi pakan dengan tiga metode, yaitu system penggembalaan, kereman dan kombinasi diantara keduanya. Hal yang penting juga adalah kandang sapi tidak boleh tertutup rapat agar sirkulasi udara di dalamnya berjalan lancar. Keempat, pencegahan serangan. Hal ini dapat dilakukan dengan memotong kuku dan merendam bagian yang sakit dalam larutan refanol selama tiga puluh menit dan diulang sebanyak satu kali dalam seminggu serta menempatkan sapi dalam kandang yang bersih dan kering.
Berkaitan dengan budidaya sapi perah, hal yang menjadi sangat penting untuk dipertimbangkan adalah mengenai analisis usaha budidaya. Maraknya orang yang melakukan budidaya ternak sapi perah membutuhkan adanya diferensiasi untuk bersaing menghasilkan produk susu yang terbaik. Akan tetapi, usaha ternak sapi perah di Indonesia bersifat subsisten oleh peternak kecil dan belum mencapai usaha yang berorientasi pada ekonomi. Rendahnya tingkat produktivitas tersebut disebabkan oleh kurangnya modal dan kurangnya pengetahuan atau keterampilan peternak. Sementara itu, produksi susu sapi di dunia saat ini sudah melebihi 385 juta m2/ton per tahun dengan tingkat penjualan sapi dan produknya yang lebih besar daripada pedet, pejantan dan sapi afrikan. Produksi susu masih perlu untuk ditingkatkan lagi melalui pengelolaan dan pemberian pakan yang sesuai dengan kebutuhan ternak. Selain itu, pengetahuan peternak mengenai aspek tata niaga harus ditingkatkan, sehingga keuntungan yang diperoleh sebanding dengan pemeliharaannya. Jika berkaca pada peternak kecil, banyak yang masih mengandalkan usaha sapi perah keluarga. Usaha tersebut dapat memberikan keuntungan jika jumlah sapi yang dipelihara minimal sebanyak enam ekor, walaupun tingkat efisiensinya dapat dicapai dengan minimal pengusahaanya sebanyak dua ekor dengan rata-rata produksi susu sebanyak 15 liter/hari. Upaya untuk meningkatkan pendapatan peternak melalui sapi perah dapat dilakukan dengan melakukan diversifikasi usaha. Selain itu, juga dapat melalui upaya kooperatif dan integratif dengan peternak dan instansi lainnya yang berkompeten serta memantapkan pola PIR. (*)