Oleh: Queen Salsabila Jasmine, 202010360311318
MEMOX.CO.ID – Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) adalah salah satu badan internasional paling berpengaruh yang bertanggung jawab untuk menjaga perdamaian dan keamanan global. Meskipun berfungsi sebagai platform untuk musyawarah tentang isu-isu global yang kritis, penting untuk mengakui pentingnya representasi gender dalam jajarannya. Dalam artikel opini ini, penulis akan mengeksplorasi pentingnya peran perempuan di DK PBB dan mengadvokasi pemberdayaan yang lebih besar dan keterlibatan perempuan dalam proses pengambilan keputusan.
1. Representasi penting:
Diikutsertakannya perempuan dalam DK PBB bukan semata soal kesetaraan gender; ini adalah langkah penting untuk mencapai solusi yang lebih efektif dan berkelanjutan. Perempuan membentuk kira-kira setengah dari populasi dunia, dan perspektif, pengalaman, dan suara mereka sangat penting dalam membentuk kebijakan yang membahas kompleksitas resolusi konflik, pembangunan perdamaian, dan keamanan.
2. Beragam perspektif dan wawasan:
Perempuan membawa perspektif unik ke meja, menyoroti berbagai prioritas dan perhatian yang mungkin terlewatkan dalam diskusi yang didominasi laki-laki. Pengalaman mereka sebagai korban, pembangun perdamaian, dan tokoh masyarakat memberikan wawasan yang sangat berharga tentang akar penyebab konflik, kebutuhan penduduk yang terkena dampak, dan strategi untuk mencapai perdamaian abadi.
3. Memperkuat pencegahan dan resolusi konflik:
Berbagai studi telah secara konsisten menunjukkan bahwa ketika perempuan disertakan dalam negosiasi perdamaian, kesepakatan yang dihasilkan lebih komprehensif, inklusif, dan berkelanjutan. Perempuan cenderung memprioritaskan keamanan manusia, kesejahteraan sosial, dan ketahanan masyarakat, menawarkan pendekatan yang lebih holistik untuk pencegahan dan penyelesaian konflik. Dengan membawa keahlian mereka ke DK PBB, perempuan dapat berkontribusi pada pengambilan keputusan yang lebih efektif, yang mengarah pada pencegahan konflik dan peningkatan perdamaian abadi.
4. Memajukan agenda Perempuan, Perdamaian, dan Keamanan:
DK PBB mengadopsi Resolusi 1325 tentang Perempuan, Perdamaian, dan Keamanan pada tahun 2000, di mana ia mengakui pentingnya partisipasi perempuan dalam penyelesaian konflik dan pembangunan perdamaian. Namun, kemajuan dalam mengimplementasikan agenda ini berjalan lambat. Meningkatkan keterwakilan perempuan dalam DK PBB akan memberikan kesempatan untuk memajukan agenda Perempuan, Perdamaian, dan Keamanan, memastikan penerapannya yang berarti di tingkat pengambilan keputusan tertinggi.
5. Teladan dan inspirasi:
Eksistensi perempuan dalam posisi kepemimpinan di DK PBB dapat berfungsi sebagai sumber inspirasi yang kuat bagi anak perempuan dan perempuan di seluruh dunia. Dengan menyaksikan perempuan secara aktif terlibat dalam membentuk kebijakan keamanan global, generasi mendatang akan termotivasi untuk mengejar karir di bidang diplomasi, pembangunan perdamaian, dan urusan internasional, yang pada akhirnya mendorong dunia yang lebih seimbang dan inklusif gender.
Dewan Keamanan PBB memiliki tanggung jawab penting dalam menjaga perdamaian dan keamanan global. Untuk memenuhi mandat ini secara efektif, itu harus mencerminkan beragam realitas dunia tempat kita hidup. Pemberdayaan suara perempuan di DK PBB bukan hanya masalah kesetaraan gender tetapi juga keharusan strategis untuk pengambilan keputusan yang lebih baik, pencegahan konflik, dan pembangunan perdamaian. Dengan merangkul aspek gender equity di dalam DK PBB, kita dapat membuka jalan bagi masa depan perdamaian dunia yang lebih adil, inklusif, dan aman bagi masyarakat dunia. Sudah waktunya untuk memanfaatkan kekuatan kontribusi perempuan dan menciptakan Dewan Keamanan yang benar-benar representatif dan efektif untuk abad ke-21. (*)