MEMOX.CO.ID – Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim menegaskan, perguruan tinggi tidak boleh menolak mahasiswa penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk Kuliah. Pasalnya, bantuan kepada mahasiswa penerima KIP Kuliah, mencapai Rp 12 juta per semester. Anggaran itu yang akan mencukupi biaya perkuliahan.
Namun ada dugaan, program itu tidak sepenuhnya berlaku di Universitas Panca Marga (UPM) Probolinggo. Sejumlah calon mahasiswa penerima beasiswa KIP Kuliah ini, justru tidak diterima. Sebut saja RQ, warga Kecamatan Besuk, Kabupaten Probolinggo. Dia mengatakan, anaknya AG, tidak bisa kuliah di UPM karena teridentifikasi sebagai penerima beasiswa KIP Kuliah. Padahal sebelumnya AG, sudah menyetor uang pendaftaran ke kampus UPM sebesar Rp1 juta.
“Anak saya tahu kalau gagal masuk di kampus lewat jalur beasiswa KIP dari temannya. Alasannya apa tidak tahu juga. Jadi sekarang bingung mau kuliah dimana yang sesuai dengan jurusan seperti yang diinginkan,” katanya, Minggu (27/8/2023).
Kebijakan kampus swasta yang terletak di Desa Pabean, Kecamatan Dringu, disayangkan Moh. Haerul Amri, anggota DPR RI dari Komisi X selaku mitra Kemendikbud Ristek. Wakil rakyat dari Dapil II DPR RI Probolinggo – Pasuruan ini justru tidak habis pikir dengan kebijakan UPM. “Hal seperti ini hanya terjadi di UPM, di kampus lainnya tidak ada yang menolak KIP Kuliah ini,” katanya.
Gus A’am (sapaan akrab Haerul Amri) kemudian mencari tahu penyebab ditolaknya KIP Kuliah, kepada Rektor UPM, Abdul Haris. Kata Gus A’am, Abdul Haris menyampaikan, jika biaya perkuliahan di UPM tidak mampu terpenuhi dengan uang yang ditanggung beasiswa KIP Kuliah.
“Saya juga sudah menghubungi Prof. Haris. Katanya ada biaya lain yang tidak tercover, seperti biaya KKN (Kuliah Kerja Nyata, Red.), jadi tidak diterima semua,” katanya.
Sejatinya terdapat 60 lebih beasiswa KIP Kuliah di kampus UPM yang berhasil di jaringnya. Namun, lantaran ada biaya yang tidak tercover, akhirnya hanya 20 orang yang diterima di kampus tersebut.
“Pengakuan Prof. Haris yang bilang ada biaya yang tidak tercover, makanya hanya 20 yang diterima,” ujarnya.