Potensi Tanaman Keladi Tikus Sebagai Senjata Baru Melawan Kanker

Fairuz Syakira Nurhaqiqiy, Mahasiswa Farmasi 2024, Universitas Muhammadiyah Malang, 202410410110020
Fairuz Syakira Nurhaqiqiy, Mahasiswa Farmasi 2024, Universitas Muhammadiyah Malang, 202410410110020

Fairuz Syakira Nurhaqiqiy, Mahasiswa Farmasi 2024, Universitas Muhammadiyah Malang, 202410410110020

MEMOX.CO.ID – Kanker merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia dengan berbagai faktor pemicu. Lebih dari 30% akibat kanker disebabkan oleh risiko perilaku dan pola makan,
kemudian 5% hingga 10% merupakan faktor genetik dari total kasus, tergantung pada
jenisnya. Data menunjukkan kanker membunuh hampir 9 juta orang dengan sekitar 14 juta
diagnosa baru setiap tahunnya. Hal ini menjadi sebuah ancaman yang mengkhawatirkan bagi
indonesia.


Hingga saat saat ini, belum ditemukan metode penyembuhan secara total bagi pasien kanker,
dan hanya dapat mencegahnya. Dunia kesehatan melakukan penelitian melalui pengobatan
medis dan non medis. Setiap obat medis maupun herbal diidentifikasi berdasarkan lokasi
tumbuhnya kanker pada tubuh pasien. Seperti tanaman keladi tikus yang diidentifikasi
sebagai salah satu obat anti kanker payudara, liver, paru-paru, rahim, dan leukimia.
Nesti Fronika Sianipar, Ragapadmi Purnamaningsih (dalam Keladi Tikus Tanaman Penghasil
Obat Kanker, 2020 : 2) menjelaskan bahwa keladi tikus bersifat sebagai antikanker. “
….Keladi Tikus bersifat sitotoksik terhadap kanker paru-paru, payudara (Lai et al,.2010), hati
(Lai et al,.2008), leukimia (Mohan et al,.2007), kolon, kelenjar prostat, serviks (Horsen,
2007)”
Keladi Tikus merupakan tanaman herbal asli di beberapa negara Asia yang telah lama
digunakan dalam pengobatan tradisional. Tanaman ini memunculkan harapan baru bagi
pasien, karena memiliki potensi dalam penyembuhan berbagai penyakit seperti kanker.
Senyawa kimia yang terkandung didalamnya yaitu alkaloid, steroid, flavonoid, dan glikosida
dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan obat antikanker.
Penelitian menunjukkan bahwa tanaman ini menghambat pertumbahan dan mematikan sel
kanker secara in vitro. Selain itu, keladi tikus juga memiliki potensi untuk mengurangi efek
samping kemoterapi. Mengingat efek samping yang diterima pada pasien kanker cukup serius
seperti mual, kerontokan pada rambut hingga infeksi yang disebabkan oleh penurunan jumlah
sel darah putih. Keladi tikus dapat membantu atasi efek samping tersebut dengan
meningkatkan imun.


Meskipun pengobatan medis telah berkembang pesat, masih banyak pasien yang kesulitan
mendapat akses pengobatan yang terjangkau. dengan mahalnya biaya pengobatan secara
medis serta melihat beberapa efek samping yang didapat oleh pasien kanker, menggunakan
obat herbal dapat meminimalisir efek samping tersebut dengan biaya yang lebih terjangkau
serta meningkatkan kualitas hidup pasien. Karena seringkali pengobatan herbal juga
memperhatikan kesehatan fisik dan mental agar tetap seimbang.
Sayangnya, tanaman ini masih jarang digunakan dalam dunia medis karena senyawa kimia
yang terkandung didalamnya masih belum dapat menyeimbangi kekuatan obat medis. Serta
potensi interaksi obat, dan kurangnya penelitian.
Meskipun begitu, tanaman keladi tikus tetap menjadi harapan baru dalam perjuangan
melawan kanker. Dengan dilakukan penelitian lebih lanjut, tanaman ini dapat menjadi
alternatif pengobatan yang lebih aman dan terjangkau bagi pasien kanker. (Fsn).