MEMOX.CO.ID – Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat baru pertama kali melakukan peninjauan di Kantor dan Gedung Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Malang. Ditemani Ketua PMI Kota Malang, Imam Buchori, Wahyu berkeliling untuk meninjau kondisi gedung serta sarana prasarana yang ada disana, Selasa (26/02/2024).
Kata Wahyu, untuk proses darah ini cukup rumit dan membutuhkan sarana prasarana yang canggih yang mempunyai nilai yang tinggi. Ia menyebutkan untuk sarana prasarana di PMI tersebut ada beberapa yang masih Kerja Sama Operasional (KSO), yakni dipinjami oleh beberapa vendor.
“Untuk proses darah ini, dari peninjauan saya proses cukup rumit dan sarana prasarana cukup tinggi dan nilainya juga luar biasa. Ada beberapa saran prasarana kesehatan ini menggunakan KSO, jadi dipinjami oleh vendor untuk dapat melaksanakan dan melayani terkait dengan penyediaan dan ketersediaan darah di Kota Malang,” ujarnya.
Kemudian PMI tidak hanya terkait dengan darah, akan tetapi juga kesiapan bencana, kemanusiaan, dan kecelakaan. Ia menyebutkan untuk kelengkapan sarana prasarana siaga bencana, sudah lengkap dan telah mewadahi.
Peninjauan tersebut juga bertujuan untuk melihat secara langsung terkait PMI. Agar Pemkot Malang dapat mengalokasikan beberapa anggaran guna membantu akan kebutuhan yang menjadi prioritas dari PMI. Prioritas tersebut seperti sarana prasarana yan ada di kantor PMI Kota Malang.
“Saya ingin melihat secara langsung bagaimana terkait PMI ini, agar besok kami dapat mengalokasikan beberapa anggaran untuk membantu beberapa hal yang menjadi kebutuhan PMI,” ucap Wahyu.
PMI juga melakukan sosialisasi seperti mengadakan Palang Merah Remaja (PMR) yang ada di sekolah-sekolah yang ada di Kota Malang. Pihaknya meminta, agar warga masyarakat dapat melihat update ketersediaan stok darah bagi mereka yang membutuhkan dari para media.
Wahyu melanjutkan, pihaknya meminta di era milinial sekarang ini, kesadaran untuk menjadi relawan sangatlah penting. Karena ketersediaan relawan dapat memberikan kecepatan dan ketanggapan dalam penaganan kecelakaan.
Sementara itu, Ketua PMI Kota Malang Imam Buchori menuturkan, telah mengajukan anggaran untuk tahun 2025 nanti. Anggaran tersebut untuk kebutuhan PMI seperti peremajaan alat. Karena untuk alat dan sarana dan prasarana, banyak yang masih KSO dengan vendor.
“Peralatan dan sarana prasarana masih banyak yang KSO dengan vender. Dan harganya itu Rp 1,3 Miliar, untuk peralatan di UGD. Ada yang Rp 600 juta. Harga segitu tidak murah apabila kami membiayai sendiri terlalu banyak, oleh karena itu kami mengajukan pada Pemerintah Daerah untuk dapat membantu kami,” tegas Imam.
Masih kata Imam, terutama alat reagen yang digunakan untuk mengetahui HIV, Sipilis, Hepatitis B yang harganya kurang lebih Rp 1 miliar. Karena darah yang diberikan kepada pasien harus bersih. Untuk itu biaya pengelolaan darah membutugkan biaya yang sangat besar sekali.
“Pada tahun 2023 kemarin kami mendapatkan hibah dari Pemda sebesar Rp 700 juta, dan untuk 2024 ini mendapat Rp 500 juta. Dana hibah ini kami gunakan untuk pelayanan posko 24 jam, listrik, air minum dan lainnya. Untuk listrik kami membutuhkan dana Rp 36 juta per bulannya. Untuk itu kami mengajukan kemarin Rp 2 miliar lebih dan mudah-mudahan dapat direalisasikan,” Imam menutup. (fat/man)