Opini  

Peran Farmasi dalam Menyongsong Indonesia Sehat Tahun 2025

OPINI: Esa Yulienty, 202410410110031, S1 farmasi, Universitas Muhammadiyah Malang.
OPINI: Esa Yulienty, 202410410110031, S1 farmasi, Universitas Muhammadiyah Malang.

Nama : Esa Yulienty

NIM : 202410410110031

Jurusan : S1 farmasi Kampus : Universitas Muhammadiyah Malang

Dunia Kesehatan Menurut Armida Alisjahbana

MEMOX.CO.ID – Dalam dunia kesehatan pastinya memiliki tantangan dalam menangani permasalahan di era modern ini. Menurut Armida Alisjahbana (Istana Negara, Jakarta 29 Januari 2014) “Pada 2035, jumlah penduduk Indonesia akan meningkat sebesar 28,5 persen. Dengan peningkatan ini, Indonesia menempati posisi kelima sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar, setelah China, India, Amerika, dan Nigeria,”. Dengan melihat situasi yang terjadi banyak penduduk yang tidak menjaga kesehatannya baik melalui kurangnya mengonsumsi sayur dan buah, serta meningkatnya kecenderungan dalam merokok baik orang dewasa dan remaja. Sebagai upaya mengatasi permasalahan tersebut peran farmasi perlunya upaya dalam sosialisasi terhadap masyarakat.

Di tengah kemajuan dunia, pertumbuhan populasi yang sangat signifikan dan peningkatan kebutuhan layanan kesehatan menjadi tantangan yang kompleks dalam mencapai Indonesia Sehat 2025. Beragam masalah kesehatan, mulai dari penyakit yang tidak menular hingga penyakit yang menular menjadi hambatan bagi Indonesia untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam hal ini, farmasi di Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045. Farmasi memiliki peran dalam  penyediaan obat-obatan yang aman, efektif dan terjangkau.

Apoteker memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan bahwa obat-obatan yang diproduksi efektif dan aman untuk digunakan. Penyediaan obat yang berkualitas tidak hanya di daerah kota namun juga didaerah terpencil. Farmasi tidak hanya bertanggung jawab dalam penyediaan obat yang aman, efektif dan terjangkau namun juga memastikan obat atau resep yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien. Memberikan informasi mengenai penggunaan obat yang benar dan berkontribusi dalam pengembangan dan inovasi obat baru.

Selain penyediaan obat, farmasi juga berperan besar dalam pemberian edukasi kesehatan kepada masyarakat mengenai kesehatan dan pencegahan penyakit. Banyaknya masyarakat yang tidak memahami pentingnya kepatuhan dalam penggunaan obat untuk menghindari efek samping dari obat. Maka, apoteker berperan sebagai perantara antara pasien untuk pemberian edukasi kesehatan. Memastikan meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai kesehatan di era industri 4.0.

Melalui program edukasi baik berupa penyuluhan, kampanye kesehatan, workshop dan seminar kesehatan diharapkan pengetahuan masyarakat tentang penggunaan obat yang benar, pencegahan penyakit semakin meningkat. Program penyuluhan edukasi dapat dilakukan melalui kerjasama dengan pemerintah untuk memastikan bahwa edukasi sampai pada semua lapisan masyarakat terutama daerah terpencil yang kurangnya fasilitas pelayanan Kesehatan. Edukasi ini tidak hanya fokus pada penggunaan obat namun juga mengenai pola hidup sehat, seperti pola makan yang sehat, pola hidup sehat yaitu pentingnya olahraga dan upaya-upaya pencegahan penyakit. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan diharapkan dapat mengurangi beban penyakit dan meningkatkan angka kesehatan di Indonesia serta menciptakan kualitas hidup masyarakat yang lebih baik.

Dalam era industri 4.0 peran farmasi dalam penelitian dan pengembangan sangat diperlukan. Dengan melakukan penelitian diharapkan dapat menemukan solusi dari penyakit yang menjadi masalah kesehatan terutama penyakit menular yang sering terjadi di lingkungan  masyarakat Indonesia.  Selain itu penelitian mengenai pengembangan obat yang berkualitas menjadi alternatif untuk menciptakan lingkungan yang kondusif . Tanpa adanya kolaborasi dengan tenaga kesehatan lainnya Indonesia sehat 2025 akan semakin sulit tercapai. Kerjasam yang baik dengan dokter, perawat dan pemerintah dapat mempermudah dalam menciptakan sistem kesehatan yang lebih terintegrasi.

Dengan adanya tim kesehatan yang solid pasien akan menerima perawatan yang lebih baik dan komprehensif. Apoteker dapat memberikan informasi tentang pengobatan sedangkan dokter akan memberikan pemahaman yang lebih baik pada pasien tentang kondisi kesehatan mereka. Namun semua itu tidak dapat terjalan dengan lancar tanpa adanya akses dan kualitas layanan kesehatan yang mendukung. Farmasi berperan dalam penyedian layanan kesehatan yang mudah di akses oleh semua lapisan masyarakat. Diera revolusi 4.0 ini penyediaan layanan kesehatan berbasis teknologi seperti konsultasi online dapat menjadi solusi. Peran pemerintah dalam mendukung pengembangan infrastruktur kesehatan  sangat diperlukan untuk mempermudah Masyarakat terutama di daerah terpencil dalam mendapatkan layanan kesehatan yang mereka butuhkan. Selain itu, pelatihan dan pengembangan profesional bagi apoteker dan tenaga kesehatan  menjadi prioritas agar mereka dapat memberikan layanan dan edukasi  yang berkualitas.

Visi yang perlu dicapai dalam mewujudkan Indonesia sehat 2025 adalah dapat menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Pelayanan kesehatan yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat melalui akses pelayanan yang efisien dan efektif kepada masyarakat sesuai standar dan etika profesi.

Banyak hal yang perlu ditargetkan dalam mencapai visi tersebut, tujuan yang utana ialah bagaimana masyarakat dapat mengupayakan terciptanya kesehatan yang memadai bagi pribadi masing-masing. Tujuan tersebut dapat dimulai dari kesadaran dari individu itu sendiri dalam menjaga kesehatannya, jika sudah terbentuk kesadaran dari diri masing-masing maka akan terbentuk kesadaran untuk menjaga kesehatan di lingkungan sekitar, tetapi akan terasa maksimal jika seorang farmasis melakukan penyuluhan atau sosialisasi kepada masyarakat tentang menjaga dan pentingnya kesehatan.

Hal yang dapat dilakukan seorang farmasi yaitu menjamin sarana kesehatan yang baik kepada masyarakat, mampu menjangkau daerah-daerah terpencil dalam melakukan pelayanan kesehatan, mampu mengelola biaya kesehatan, selalu siap sedia dalam melakukan pelayanan kesehatan. Pada misi yang akan dilakukan farmasi berupaya untuk melakukan sosialisasi untuk daerah terpencil, dan mengikuti peraturan dan perundang-undangan yang ada dalam pelayanan kesehatan.

Peran farmasi juga tak lepas dari tanggung jawab dalam menjamin kualitas hidup pasiennya dengan cara mengimplementasikan cara praktik di apotek yang benar, seperti terjun langsung ke masyarakat untuk memberikan obat yang sesuai dalam isi resep atau bisa juga untuk memberikan vitamin kepada para murid-murid di sekolah dan vitamin untuk ibu-ibu yang sedang hamil.

Dalam hal ini peran seorang farmasi sangat besar dan jika seluruh farmasi dapat berkontribusi nyata dalam pembangunan kesehatan dan kelancaran terwujudnya Indonesia sehat maka dapat dipastikan bahwa kesehatan masyarakat akan terpenuhi secara menyeluruh. Dalam konteks Indonesia Emas 2045, visi ini merupakan bagian dari perjalanan bangsa Indonesia menuju kemajuan yang berkelanjutan. Visi ini mencakup beberapa aspek, termasuk kesehatan, pendidikan, ekonomi, dan pembangunan nasional. (Ey).