Panen Jeruk Jesi di Desa Juglangan, Bung Karna: Kualitasnya Sudah Terbukti Manis Ketimbang Jeruk Lainnya

Bung Karna didampingi Kadis DTPHP dan Kadis Pariwisata saat petik buah jeruk jesi (memo x/her)

Situbondo, Memox.co.id – Bupati Situbondo, Karna Suswandi melakukan panen perdana varietas jeruk Jesi BK (Jeruk Situbondo) yang dikembangkan oleh salah satu petani di desa Juglangan yaitu H.Sulton (Supriyadi), sebagai upaya perkenalan dan peningkatan pengembangan tanaman jeruk jesi, Kamis (10/6/2021).

Dihadiri Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Ir, Sentot Sugiono M.Si. beserta jajarannya, Kepala Dinas Pariwisata, Ir Tutik Margianti dan para petani pekerja serta Kepala desa Juglangan, Subagyo beserta perangkat desa.

Bung Karna, panggilan akrab Bupati mengatakan, Pemkab Situbondo akan terus berusaha mendorong petani jeruk Jesi untuk lebih giat lebih bersemangat didalam mengembangkan jeruk Situbondo ini.

Bung Karna menyebutkan, dalam satu hektar saja menghasilkan 35 ton dengan harga saat ini Rp 16 ribu sudah menghasilkan Rp 560 juta dalam satu musim, ini lebih tinggi penghasilannya daripada bertani biasa.

“Kualitasnya sudah terbukti manis ketimbang jeruk lainnya, karena udara di Situbondo ini panas, dengan tingkat kepanasan yang begitu rupa itu semua buah-buahan asal Situbondo pasti lebih dari yang lain. H.Sulton ini telah menjadi pionir kemajuan di desa Juglangan, yang telah mampu memperkerjakan orang-orang di desanya seperti saat ini jeruk yang kita panen,” tutupnya.

Sementara, Haji Sulton yang telah bergelut ditanaman jeruk Jesi selama 5 tahun, menceritakan sekilas awal mula dari varietas baru Jesi tanaman jeruknya, awal mulanya ia ingin membuka lapangan kerja karena di daerahnya kalau sudah musim mangga banyaknya pengangguran luar biasa.

“Oleh karenanya saya berinisiatif untuk mencoba mengembangkan tanaman jetuk Jesi di desa ini, sehingga bisa menghasilkan buah perdana seperti yang kita petik hari ini,” bebernya.

Keunggulan dari jeruk Jesi adalah buahnya tahan lama, tampilannya juga cantik dengan warna kuning yang menarik dan rasanya jauh lebih manis dari jeruk lainnya.

“Bahkan jeruk Jesi ini sudah masuk Jakarta, Bandung, Semarang yang diakui keberadaan Jeruk Situbondo. Jeruk ini tahan lama walaupun tidak laku seminggu fisik jeruk Situbondo masih tetap segar, sehingga banyak peminat (pembeli), kalau jeruk lain harga 12 ribu/kg tetapi harga jeruk Situbondo dihargai 16 ribu/kg,” ungkapnya.

Ia berharap kepada Bupati Situbondo dan jajarannya, serta Dinas pertanian bisa mengembangkan tanaman jeruk Jesi di setiap desa, kalau seandainya di tiap desa punya kelompok tani yang menanam jeruk Jesi, tentu dapat memenuhi permintaan dalam negeri, mungkin kedepannya akan membawa Situbondo lebih baik.

Saat ini miliknya 25 hektar tanaman jeruk Jesi masih belum mencukupi permintaan untuk mensuplai keluar daerah, jauh dari sekali untuk memenuhi permintaan pasar dalam negeri. (her/mzm)