Opini  

Membangun Ekonomi Negara dari Bidang Peternakan

M. Salahudin Al Ayyubi

Oleh: M. Salahudin Al Ayyubi, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian Peternakan, Universitas Muhammadiyah Malang

MEMOX.CO.ID – Sebelum membahas lebih jauh mengenai peningkatan perekonomian di negara kita ini ,kita perlu mengetahui dahulu mengenai definisi peternakan. Peternakan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan proses pembiakan dan pemeliharaan hewan ternak untuk diambil manfaatnya atau kegiatan beternak dan memelihara hewan dengan tujuan memperoleh keuntungan. Ternak memiliki banyak manfaat dan keuntungan dalam kehidupan sehari-hari. Beternak juga memiliki peran penting untuk sumber pendapatan, untuk sumber konsumsi, untuk tabungan hidup, untuk alat transportasi, kotorannya bisa digunakan untuk biogas, pupuk kendang, dan masih banyak lagi.

Ternak juga bermanfaat dalam meningkatkan perekonomian Indonesia. Meningkatkan perekonomian Indonesia dengan cara beternak dapat dicontohkan dengan cara yaitu negara Indonesia tidak perlu impor daging maupun daging ayam dari luar negri untuk memenuhi kebutuhan Masyarakat Indonesia, karena masyarakat Indonesia sendiri telah memiliki daging tersebut. Jadi Indonesia sendiri memiliki produk  itu sendiri.

Peternakan memainkan peran penting dalam mata pencaharian pedesaan dan perekonomian negara-negara berkembang. Merekalah yang memberikan pendapatan dan lapangan kerja bagi produsen dan pihak lain yang bekerja dalam rantai nilai yang terkadang rumit. Peternakan merupakan aset dan jaring pengaman yang penting bagi masyarakat miskin, terutama bagi perempuan dan kelompok peternakan, serta merupakan sumber pangan penting bagi miliaran rumah tangga di pedesaan dan perkotaan.

Peran sosial-ekonomi dan  lainnya semakin penting seiring dengan pertumbuhan industri akibat peningkatan jumlah penduduk, pendapatan dan  urbanisasi. Untuk memberikan manfaat ini, industri ini menggunakan  lahan, air, biomassa, dan sumber daya lainnya dalam jumlah besar serta mengeluarkan  gas rumah kaca dalam jumlah besar. Terdapat kekhawatiran mengenai bagaimana mengelola pertumbuhan sektor ini, sehingga manfaat-manfaat tersebut dapat dicapai dengan biaya lingkungan yang lebih rendah. Interaksi peternakan dan lingkungan di negara-negara berkembang dapat bersifat positif dan negatif.

Kemandirian suatu negara untuk menghasilkan produk peternakan sendiri sangatlah penting, melihat Indonesia adalah negara yang kaya akan keanekaragaman hayati hewan ternak lokal yaitu contohnya sapi sumbawa, sapi madura, kambing kacang, ayam peternakan, dan bebek.

Peternakan telah berkontribusi terhadap pertumbuhan produk domestik bruto dengan memenuhi kebutuhan  protein hewani masyarakat local. Saat ini, produk hewani seperti daging sapi, ayam, telur, dan susu dianggap sebagai produk yang “mahal” di Indonesia. Mahal yang dimaksud adalah harga suatu produk terlalu tinggi terutama pada waktu tertentu, mengakibatkan masyarakat kelas bawah sulit untuk membeli dan mengakses produk tersebut.

Meski mereka juga berkesempatan menikmati lebih banyak telur, daging, susu. Kini, perekonomian dibidang peternakan masih menjadi perbincangan hangat para pengusaha, praktisi, akademisi, pemangku kepentingan bahkan mahasiswa. Terdapat beberapa aspek penting dalam  pengembangan peternakan untuk mendukung ketahanan pangan nasional, yaitu penerapan Tri Sakti yang dilakukan Bung Karno dalam istilah Presiden Jokowi.

Pertama, pemerintah Indonesia harus menyadari bahwa saat ini jumlah perusahaan peternakan yang dapat diandalkan masih terbatas. Bibit ternak sangat penting keberadaannya dalam rangka memajukan peternakan yang berorientasi pada peningkatan jumlah ternak. Khusus sapi, industri peternakan masih sulit untuk dikembangkan. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika Indonesia masih mengimpor hewan ternak dalam jumlah besar dari negara lain.

Kedua, pemerintah perlu menghitung kembali angka permintaan nasional. Daerah seperti Jabodetabek, Bandung, dan Surabaya dianggap sebagai pusat konsumsi daging nasional, sehingga pasokan dan permintaan harus lebih diperhatikan. Data yang akurat penting untuk menghindari kesalahan perhitungan.

 Ketiga, memperbaiki sistem pengembangan ekonomi peternak secara kolektif, model kolektif pada lokasi/lahan lahan peternakan yang luas. Untuk sektor hulu, dimulai dari pengelolaan peternakan yang baik, kegiatan peternakan dan penggemukan  yang memerlukan insentif dari pemerintah agar peternakan lebih berkelanjutan dan progresif.

Di hilir, termasuk pemasaran, negara sebagai lembaga publik perekonomian nasional dapat melindungi petani kecil dan pengusaha besar dan memastikan bahwa kegiatan tersebut tetap menguntungkan, dan mafia daging serta kepentingan lokal dapat dihilangkan. Misalnya, pada saat hari raya besar seperti Idul Fitri atau Idul Adha, harga daging terutama daging sapi berbeda dan lebih mahal dibandingkan hari biasa.

Melalui organisasi hilir, peternak lokal juga mempunyai peluang untuk mengembangkan usahanya dan memperoleh keuntungan yang signifikan. Untuk mencapai hal tersebut, pemerintah, asosiasi, dan organisasi swasta perlu bekerja sama untuk bersama-sama merancang dan memantau upaya bersama untuk mengembangankan industri peternakan yang mengandalkan peternak lokal. Tanpa kerja sama para pemangku kepentingan, pemerintah tidak dapat bertindak sendiri.

Universitas juga memainkan penting dalam membentuk kebijakan dan keputusan pemerintah untuk meningkatkan perekonomian massal. Universitas diharapkan berupaya untuk  memanfaatkan hasil produk akademiknya dalam berbagai ilmu untuk mengabdi pada pembangunan perekonomian umat. Kebijakan untuk rakyat akan dihargai jika bermanfaat dan efektif.

Jadi, dengan kebijakan ini kita mempunyai peluang untuk mengekspor produk dari negara kita, yang akan berdampak meningkatnya perekonomian negara. Kekuatan suatu bangsa akan diukur dari perekonomian yang dibangun untuk mendukung ketahanan pangan nasional, serta jargon politik pemerintahan saat ini. Tentu saja hal ini bukanlah sesuatu yang bisa diselesaikan dengan mudah dalam waktu lima tahun.

Hal ini memerlukan perancangan yang cukup baik dan matang, penganggaran yang efektif, koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, pelaksanaan  dan pemantauan di lapangan serta evaluasi kerja. Penggunaan istilah politik ini diharapkan dapat semakin memajukan perkembangan ekonomi industri peternakan dan meningkatkan produktivitas sehingga Indonesia dapat menghilangkan ketergantungannya pada negara lain.. Dan supaya Indonesia tidak melakukan impor besar besaran ke negara lain, karena melakukan impor membutuhkan biaya yang cukup besar. Diharapkan Indonesia bisa menjadi negara yang mandiri yang mana kebutuhan pokok negara tersebut dihasilkan dari negara itu sendiri, tidak mengimpor darai negara negara lain. (*)