Oleh: Miftakhul Ramadhansyah (NIM 202110040311049)
Dalam era digital yang terus berkembang, media massa memainkan peran sentral dalam mempengaruhi cara kita mempersepsikan citra diri dan pemahaman tentang apa artinya menjadi terkenal.
Media Massa; Sumber Inspirasi atau Konspirasi?
Media massa adalah entitas yang sangat signifikan dalam menciptakan persepsi tentang menjadi terkenal, sejalan dengan teori Marshall McLuhan. McLuhan memandang media massa sebagai wadah yang tidak hanya menghantarkan pesan, tetapi juga membentuk cara kita memandang dunia dan diri kita sendiri. Dalam konteks mispersepsi tentang menjadi terkenal, media massa dapat menjadi sumber inspirasi yang positif atau justru menjadi sarana konspirasi yang mengaburkan pemahaman yang sebenarnya. Ketika media massa memberikan sorotan kepada tokoh-tokoh terkenal dan sukses, bisa menjadi sumber inspirasi bagi individu yang bermimpi untuk mencapai hal serupa. Namun, dalam upaya mencapai terkenalitas, media massa juga dapat memperkuat stereotip, menciptakan ekspektasi yang tidak realistis, dan mempromosikan citra palsu. Oleh karena itu, sementara media massa dapat memberikan inspirasi, penting bagi individu untuk mempertahankan pemahaman yang kritis terhadap citra yang ditampilkan oleh media dan merenungkan apakah popularitas adalah tujuan yang benar-benar diinginkan.
Mitos “Harus Berbakat”
Media massa seringkali menampilkan narasi kesuksesan yang didasarkan pada pencapaian-pencapaian luar biasa dan bakat alami, menciptakan kesan bahwa menjadi terkenal adalah hak istimewa para genius atau orang-orang berbakat. Namun, Postman menyoroti bahwa ini hanyalah mitos yang dapat menciptakan mispersepsi yang merugikan. Faktanya, popularitas seringkali merupakan hasil dari kerja keras, dedikasi, dan keberuntungan. Ketika media massa mengabaikan upaya dan perjuangan yang sebenarnya dibutuhkan untuk mencapai terkenal, hal ini dapat menghasilkan harapan yang tidak realistis dan membuat banyak individu merasa rendah diri ketika mereka gagal mencapai kesuksesan instan yang dihormati oleh media. Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa bakat hanyalah salah satu faktor dalam mencapai terkenal, kerja keras, ketekunan dan keberuntungan juga berperan besar dalam perjalanan menuju popularitas.
Popularitas Sosial Media; Berada di Bawah Spotlight
Dalam era media sosial yang gencar, konsep ketenaran telah mengalami transformasi signifikan, dan teori Jean Baudrillard memberikan pandangan yang berharga dalam pemahaman tentang bagaimana individu berada di bawah sinar sorotan. Baudrillard mengangkat isu tentang ketenaran sebagai simulasi, di mana individu seringkali tidak lagi dikenal atau terkenal karena prestasi nyata mereka, melainkan karena konstruksi diri dalam ruang virtual. Dalam konteks mispersepsi tentang menjadi terkenal, media sosial memungkinkan orang untuk membangun citra diri yang bisa sangat berbeda dari realitas. Dengan filter, filter wajah, dan pemilihan cerita yang diunggah, seseorang dapat menciptakan narasi yang sempurna dan mengesankan. Ini bisa menjadi berkah atau kutukan. Sementara media sosial dapat memberikan individu kesempatan untuk mendapatkan perhatian yang signifikan, hal ini juga dapat menghasilkan mispersepsi yang serius. Orang mungkin merasa tergoda untuk mencari validasi dan penerimaan melalui like, komentar, dan pengikut, meskipun sebenarnya popularitas online hanya mencerminkan bagaimana seseorang memainkan peran di dalam teater virtual, bukan prestasi atau nilai sebenarnya. Sehingga, Baudrillard mengingatkan kita untuk selalu merenungkan realitas di balik layar dan menjaga keseimbangan antara eksistensi online dan kehidupan nyata. Dalam mengakhiri artikel ini, penting untuk mengingat bahwa media massa memainkan peran besar dalam membentuk persepsi kita tentang menjadi terkenal. Mispersepsi yang sering muncul dalam budaya popular adalah hasil dari narasi yang disajikan oleh media massa. Namun, kita harus selalu ingat bahwa realitas di balik sorotan seringkali jauh lebih kompleks daripada yang kita lihat di layar. Ketenaran sejati bukanlah hanya tentang tampil di layar televisi atau menjadi viral di media sosial, tetapi juga tentang integritas, dedikasi, dan kejujuran dalam mencapai tujuan pribadi. Dalam upaya mendekonstruksi mispersepsi ini, penting untuk mempertahankan pemahaman kritis tentang peran media massa dalam membentuk citra terkenal dan menyadari bahwa popularitas bukanlah tujuan akhir yang harus dicapai, melainkan perjalanan panjang yang bisa diisi dengan pencapaian nyata, kontribusi positif, dan pertumbuhan pribadi. Dengan kesadaran ini, kita dapat memandang popularitas dengan lebih realistis dan menciptakan pandangan yang lebih seimbang tentang apa artinya menjadi terkenal dalam dunia yang didominasi oleh media massa. (*)
Email: alul.lilul12@gmail.com
Instagram: @alul_lilul