Dr Bobi: Ini Dampak Sound Horeg Bagi Kesehatan Telinga

MEMOX.CO.ID – Memasuki bulan Suro atau bulan pertama dalam penanggalan Jawa Islam, masyarakat menggelar beragam kegiatan. Mulai bersih desa, grebek suro hingga yang lainnya.

Ditambah lagi saat ini juga bulan Agustus, bulan diperingatinya detik-detik kemerdekaan Indonesia. Bukan hal yang tabu lagi, pawai budaya juga akan segera dipertontonkan.

Cuma, dibalik itu semua, bukan musik tradisional yang mengiringi parade karnaval tersebut. Ada sound horeg dengan intensitas suara yang tinggi ikut meramaikan. Padahal itu sangat berbahaya bagi kesehatan.

Seperti dikatakan Plt Direktur RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang, dr Bobi Prabowo dirinya menjelaskan, sebab normalnya pendengaran yang dikeluarkan dan ditangkap manusia itu tercatat 60 desibel.

Lebih dari 60 desibel ini bisa merusak atau mengganggu pendengaran.
“Normal 60 desibel, 70 desibel sudah mulai, 85 sudah mulai merusak pendengaran,” katanya Senin (05/08/2024)

Nah jadi, misalkan sound horeg melebihi 60 desibel, bahkan paparan suaranya sampai 120 atau bahkan hingga 140 desibel, itu sudah masuk ambang rasa sakit. Tentu sangat berbahaya bagi pendengaran. Dampaknya bisa tuli.”Kalau terus menerus (bisa berbahaya),” katanya.

Plt Direktur RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang, dr Bobi Prabowo.

Ia menambahkan, memang saat ini mungkin belum merasakan apa-apa, tapi jika memasuki masa tua, dampak itu mulai dirasakan. Pendengaran kesehatan telinga akan terganggu.
“Sebenarnya bisa mendengar, tapi nilai ambang suaranya harus ditinggikan,” jelas Bobi.

Tidak hanya terjadi di sound horeg, orang memakai handset dengan durasi waktu yang lama, dilakukan terus menerus dengan suara yang tinggi, juga bisa berbahaya. Apalagi saat ini anak muda suka handset yang kedap suara. “Memang enak tidak mendengarkan suara dari luar, tapi itu berbahaya,” katanya.

Kendati demikian, ia berharap masyarakat bisa menjaga kesehatan pendengarannya dengan tidak keseringan mendengar melebihi batas-batas yang sudah ditentukan.
“Karena itu sangat merusak kesehatan telinga manusia,” pungkasnya. (nif).