APBKM Berkolaborasi dengan UB Kembangkan Batik Malang Lewat Generative AI

MEMOX.CO.ID – Asosiasi Perajin Batik Kota Malang (APBKM) berkolaborasi dengan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) dan Fakultas Ilmu Komputer (FIK) Universitas Brawijaya Malang dalam upaya transformasi digital batik Malang melalui teknologi Generative AI, Selasa (15/07/25)

Kegiatan ini dikemas dalam acara Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Kolaborasi Budaya dan Teknologi Digital: Batik dengan Generative AI”, yang berlangsung di Ruang Rapat Gedung B Lantai 1 FIB UB, Selasa pagi.

Acara dibuka dan dimoderatori oleh Dr. Aji Setyanto, S.S., M.Litt., Wakil Dekan III FIB UB, yang menyampaikan harapan agar melalui Laboratorium Ilmu Humaniora FIB, batik Malang semakin dikenal luas melalui platform digital.

FGD ini mengadirkan perajin batik dari Soendari Batik, Batik Blimbing, Batik Kantil Vandriel Bunurejo, Batik Kampung Budaya Polowijen, Batik Wahastu dan Hamparan Rintik.

FGD ini juga menghadirkan pemaparan dari para pakar lintas disiplin yang memperkenalkan hasil digitalisasi data batik, pengembangan aplikasi berbasis AI, serta skema kolaborasi berkelanjutan antara akademisi dan para perajin batik.

Fitriana Puspita Dewi, M.Si., Ph.D., dosen FIB UB, memaparkan hasil digitalisasi basis data batik Malang melalui aplikasi https://e-batik.vercel.app.

Aplikasi ini dirancang untuk memetakan data perajin, motif batik, hingga filosofi warna dan nilai historisnya, menjadikannya pusat informasi penting untuk pelestarian dan pengembangan batik Malang.

Sementara itu, dari Fakultas Ilmu Komputer, Dr. Eng. Novanto Yudistira, S.Kom., M.Sc. dan Dr. Eng. Irawati Nurmala Sari, S.Kom., M.Sc. memperkenalkan GenBatik, sebuah aplikasi berbasis Generative AI yang dapat diakses melalui genbatik.ub.ac.id.

Aplikasi ini berfungsi layaknya asisten cerdas seperti ChatGPT, namun dikhususkan untuk eksplorasi, pembelajaran, dan pengembangan motif batik Malang secara interaktif.

Ketua APBKM, Ki Demang, menyampaikan bahwa digitalisasi seluruh batik Malang merupakan langkah strategis dalam membangun identitas dan karakter batik lokal.

“Melalui digitalisasi batik AI akan menghasilkan database batik terpadu, masyarakat akan lebih mengenal ragam motif, filosofi, serta nilai-nilai budaya yang terkandung dalam batik Malang.

APBKM butuh kerjasama yang berkelanjutan dengan perguruan tinggi agar kota malang menjadi pusat edukasi batik. Imbuh pria yang bernama asli Isa Wahyudi Penggagas Kampung Budaya Polowijen itu.(*).