30 Ton Aspal Hotmik Membatu, Jalan Simogirang–Prambon Dibiarkan Rusak Parah

30 Ton Aspal Hotmik Membatu, Jalan Simogirang–Prambon Dibiarkan Rusak Parah
Kades Simogirang Kecamatan Prambon Khusnul Khuluq bersama Ketua LSM JCW Ir Sigit Imam Basuki di lokasi jalan berlubang ruas Watutulis - Simoketawang desa Simogirang. (foto: dar)

MEMOX.CO.ID – Laporan Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Sumber Daya Air (PUBM dan SDA) Kabupaten Sidoarjo, Dwi Eko Saptono, pada Rapat Koordinasi (Rakor) menjelang Idulfitri 1446 H bersama Bupati Sidoarjo Subandi, Wakil Bupati Mimik Idayana, Kamis (20/03/2025), dinilai hanya sebatas catatan di atas kertas.

Rakor yang juga dihadiri jajaran Forkopimda Sidoarjo tersebut membahas progres pemeliharaan jalan menjelang Hari Raya Idulfitri, yang menjadi perhatian khusus Bupati Subandi. Ia menegaskan komitmennya untuk memperbaiki jalan rusak di sejumlah titik guna memastikan kenyamanan dan keselamatan warga serta para pemudik selama libur lebaran.

“Saya sudah berkoordinasi dengan Dinas PUBM dan SDA serta seluruh camat di Sidoarjo agar perbaikan jalan bisa dipercepat. Harapannya, saat Hari Raya Idulfitri masyarakat bisa melintas dengan aman dan nyaman,” ujar Subandi dalam rakor tersebut.

Dalam laporannya, Kadis Dwi Eko menyebutkan terdapat 445 titik kerusakan jalan di seluruh wilayah Sidoarjo. Ia juga mengklaim bahwa hingga Maret 2025, progres perbaikan sudah mencapai 64,42 persen, dan menargetkan seluruh pekerjaan rampung sebelum lebaran. Ia juga menyatakan bahwa Satgas telah dibentuk untuk mempercepat proses tersebut.

Namun, fakta di lapangan menunjukkan sebaliknya. Hingga saat ini, ratusan lubang jalan masih belum diperbaiki, termasuk di ruas Jalan Desa Simogirang, Kecamatan Prambon, yang kondisinya rusak parah.

Ironisnya, ditemukan bahwa sebanyak 30 ton aspal hotmix disembunyikan di suatu tempat hingga membatu, padahal jalan di sejumlah titik sangat membutuhkan penanganan segera.

Aspal tersebut merupakan sisa dari pengadaan peningkatan jalan ruas Kletek–Sukodono yang dilakukan dua hari menjelang Lebaran. Dari total pengadaan 250 ton, sebanyak 30 ton tersisa dan tidak digunakan. Hal ini diduga karena proses pengerjaan dilakukan secara manual oleh Satgas tanpa alat berat, sementara stok BBM untuk alat berat disebut telah menipis.

Kepala Desa Simogirang, Khusnul Khuluq, mengaku geram. Ia mengungkapkan bahwa laporan kerusakan jalan ruas Watutulis–Simoketawang yang melintasi Desa Simogirang sudah disampaikan, namun belum mendapat penanganan.

“Saya sudah lapor ke Satgas, tapi antaranggota saling lempar tanggung jawab. Ada apa dengan Dinas PUBM dan SDA?” tanyanya kesal.

Kekesalan bertambah ketika pelaporan terkait Penerangan Jalan Umum (PJU) yang mati ke Dinas Perhubungan (Dishub) juga tidak ditindaklanjuti. “Dulu, saat zaman Bupati GM, begitu laporan masuk, lampu langsung menyala,” ujarnya membandingkan.

Menurut Khusnul, lambannya pelayanan ini menunjukkan adanya pembangkangan terhadap perintah Bupati, yang sebelumnya telah memerintahkan jajarannya untuk memberikan pelayanan cepat dan efektif.

Temuan terkait 30 ton aspal yang membatu ini juga menjadi sorotan LSM Jaringan Cegah Korupsi (JCW). Ketua JCW, Ir. Sigit Imam Basuki, menyayangkan pemborosan ini.

“Seandainya 30 ton aspal itu dibuang saja di jalan Simogirang, akses jalan utama bisa mulus. Tapi malah dibiarkan membatu,” ungkap Sigit, yang juga warga setempat.

Sigit menegaskan pihaknya akan menindaklanjuti temuan ini dengan melakukan investigasi, termasuk terkait pengadaan BBM dan penggunaan material.

“Pemerintah sekarang sedang gencar melakukan efisiensi anggaran, tapi kenapa Dinas PUBM dan SDA justru terindikasi melakukan pemborosan?” pungkasnya. (dar/syn)