Malang, MEMOX.C.ID – DPC PDIP Kabupaten Malang menggelar Rapat Kerja Cabang Khusus (Rakercabsus) di Hall Bonderland, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang, Minggu (15/9/2024). Rakercabsus tersebut membahas persiapan PDIP dalam pemenangan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024.
Dalam acara ini pula, hadir Bakal Calon Gubernur Jawa Timur, Tri Rismaharini, Bakal Calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Malang M Sanusi-Lathifah Shohib (SaLaf), jajaran pengurus DPC, PAC hingga Anak Ranting se-kabupaten Malang.
Ketua DPC PDIP Kabupaten Malang, Didik Gatot Subroto, menerangkan, kegiatan yang dihadiri kurang lebih 1.900 kader ini, untuk mensosialisasikan sekaligus mengajak struktural partai untuk turun ke lapangan bahwa, tanggal 27 November 2024 nanti, akan dilaksanakan pemilukada.
“Tujuannya untuk memenangkan calon Gubernur Tri Rismaharini-Zahrul Azhar Asumta, dan Bupati Malang M Sanusi-Lathifah Shohib (SaLaf) yang diusung PDIP,” katanya.
Dengan Rakercabsus ini, Kabupaten Malang ditarget mendapat perolehan suara hingga 70 persen ke atas.”Strateginya adalah, dengan menindak lanjuti Rakerancabsus. Rapat koordinasi anak cabang ini terus diperluas sampai anak ranting, termasuk di dalamnya ada badan dan sayap partai. Itu nanti akan kami lakukan di 33 kecamatan, 390 desa/kelurahan 1.058 anak ranting,” terang didik.
Dalam kesempatan yang sama Didik menambahkan, semua kader nanti akan turun memperkenalkan calon Bupati dan Calon Gubernur Jatim kepada masyarakat.
Apalagi imbuh Didik, kader partai PDIP ini diusung dari banyak partai. Maka dengan itu, ia berharap Kabupaten Malang satu suara dan anggota partai tetap tegak lurus dengan keputusan partai.
Sementara itu, Bakal Calon Gubernur Jawa Timur Tri Rismaharini menambahkan, jika terpilih nanti, dirinya harus banyak bersinergi dengan Kabupaten Malang dan berharap bisa sama-sama menang. Hal ini untuk penanganan Sumber Daya Manusia (SDM).
“Karena banyak sekali kejadian PMI ilegal maupun TPPO berasal dari Kabupaten Malang,” katanya.
Selain itu juga, di bidang pendidikan, juga perlu diselaraskan. Supaya bagaimana anak SMA/SMK ini, harus siap untuk kerja. Atau anak kuliah juga bisa kerja. “Memang itu sangat berat, harus mempersiapkan infrastruktur yang bukan hanya sekedar pendidikan di kelas, tapi juga prtaktik lapangan yang harus djkerjakan,” pungkasnya. (nif).