MEMOX.CO.ID – Peternak sapi di Kabupaten Malang perlu waspada. Pasalnya, sebanyak 400 sapi di Kabupaten Malang sudah terkena penyakit lumpy skin disease (LSD).
Kepala Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kabupaten Malang Eko Wahyu Widodo, Kamis (21/3/2024) siang mengatakan, penyakit LSD atau yang sering dikenal penyakit cacar sapi menyebar di beberapa kecamatan. Kecamatan paling banyak ada di Singosari, Bantur, dan Turen.
“Karena berdekatan dengan pasar hewan,” katanya saat ditemui wartawan Memo X.
Namun demikian, 200 sapi sudah tertangani dan dinyatakan sembuh. Hanya 200 sapi lagi yang masih dalam penanganan.
Sekedar diketahui, LSD ini kata Eko merupakan salah satu virus yang menyerang pada sapi dengan ditandai kulit berbenjol disebabkan oleh lumpy skin disease virus. Cara penanggulangannya, Eko mengaku dengan kebersihan. Maka dari itu, ia menghimbau agar masyarakat tetap menjaga kebersihan demi tidak menjangkitinya penyakit tersebut.
“Virus ini orang-orang mengenal latto-latto karena berbenjol di tubuh sapi tapi itu disemprot disinfektan kempes mengering cuma jelek. Dari segi estetikanya kurang bagus,” katanya.
“Berbeda dengan PMK (penyakit mulut dan kuku). Kalau PMK langsung berbusa, kaki luka-luka 1-2-3 hari sapi mati,” lanjutnya.
Dengan demikian, masyarakat tidak usah resah karena LSD ini bisa disembuhkan. Selain itu, dirinya mengaku rutin melakukan pemantauan. Kemarin di Kalipare, hasilnya ada, 3-4 sapi ditemukan LSD.
Maka dari itu, dirinya mengaku sudah perintahkan dokter hewan yang melakukan pengecekan dan vaksinasi untuk diberikan vitamin. Terus dilanjutkan penyemprotan.
“Yang perlu dijaga kebersihannya. Karena virus ini tidak ada obatnya. Dan kami perintahkan dokter hewan untuk memberi vitamin dan penyemprotan,” ujarnya.
Kenapa LSD bisa dikatakan banyak di Kabupaten Malang? Karena populasi sapi di Kabupaten Malang tinggi. Namun sembuhpun juga banyak. Dari 400 sapi terpapar LSD, yang sembuh 200 sapi. Tentu di kota-kota lain juga bisa lebih banyak. (nif/syn)