Truk TNI Menabrak Mantan Presiden Timor-Leste, Taur Matan Ruak di Perbatasan NTT

Ft. Mantan Presiden Timor- Leste, Taur Matan Ruak, dan Anggota TNI di ruang Imigrasi Perbatasan Timor-leste Dan Indonesia, di Atambua NTT. (ist.)
Ft. Mantan Presiden Timor- Leste, Taur Matan Ruak, dan Anggota TNI di ruang Imigrasi Perbatasan Timor-leste Dan Indonesia, di Atambua NTT. (ist.)

MEMOX.CO.ID – Truk TNI Menabrak Mantan Presiden Timor-Leste, Taur Matan Ruak di Perbatasan NTT di Dekat Perbatasan antara Timor Leste dan Indonesia. Kejadian tragis terjadi pagi ini, Selasa (7/08/2024) di perbatasan antara Timor-Leste dan Indonesia di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).

Kejadian berawal truk milik TNI dikabarkan menabrak mantan Presiden Timor-Leste, Taur Matan Ruak, sekitar pukul 09.00 WIB. Insiden ini menimbulkan kekhawatiran besar dan menyebabkan ketegangan di antara kedua negara tetangga. Belum di ketahui nama anggota TNI (Driver). (Truk TNI Menabrak Mantan Presiden Timor-Leste, Taur Matan Ruak di Perbatasan NTT)

TNI telah mengkonfirmasi kejadian ini dan menyampaikan permintaan maaf atas insiden yang terjadi.

“Yah kami minta maaf, kami yang salah. Kami minta maaf atas kesalahan dan kejadian tersebut. Kami siap melakukan tindakan yang sesuai aturan lalu lintas,” ujarnya.

Sementara, mantan President Timor- Leste, Taur Matan Ruak mengatakan, kecelakaan dapat terjadi dalam situasi manapun, namun insiden yang terjadi ini membuat dia kecewa.

Motif TNI Menabrak Mantan Presiden Timor- Leste

“Yang pertama ada mobil didepan saya, mobil (consulado) yang dua ada mobil pengawal di belakang saya, tapi mengapa saya di tengah tapi bisa nabrak saya?. Sedangkan kami udah berhenti. Tapi bukan hanya itu, mobil TNI nabrak lagi mobil depan. Jadi, ini sudah termasuk tragis atau insiden yang tidak wajar.
Dan saya ingin menyampaikan bahwa ketika sudah nabrak orang, jangan mundur ataupun maju, kita harus patuhi semua lalu lintas yang ada,” terangnya.

Namun mantan presiden Timor Leste, Taur Matan Ruak menanggapi dengan rendah hati, menolak adanya sanksi terhadap pihak TNI yang bertanggung jawab atas kejadian ini.

“Saya tidak mau, pihak dari TNI atau atasan TNI memberikan sanksi kepada kejadian tersebut, namun musibah tidak ada yang tahu,” ujarnya.

Peristiwa ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut untuk mengklarifikasi penyebab pasti dan tanggung jawab yang tepat. Pemerintah Indonesia dan Timor-Leste diharapkan segera mengambil langkah-langkah untuk memulihkan kepercayaan dan menyelesaikan masalah ini dengan cara yang damai dan adil. (cdp/mzm)