MEMOX.CO.ID – Hubungan Masyarakat (Humas) Rumah Sakit Umum (RSU) Pindad, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang, menanggapi informasi yang beredar terkait salah satu pasiennya Yulianto, (47), warga Desa Polaman, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, alami kebutaan usai menjalani operasi katarak.
Yanuar Rizal mengatakan bahwa, dirinya membenarkan jika Yulianto merupakan pasiennya. Ia pernah berobat menjalani operasi katarak sekitar bulan September 2024 lalu. Akan tetapi, sampai saat ini tidak pernah tercatat berobat di RSU Pindad lagi.
“Padahal sebagai pasien umum, setelah dioperasi seyogyanya setelah berobat harusnya kontrol,” katanya Senin (29/9/2025).
Namun demikian, ia menghormati hak semua pasien untuk melakukan pengaduan dan upaya-upaya hukum yang dijamin undang-undang (UU). Kemudian, kata Yanuar, ini merupakan bentuk partisipasi masyarakat untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dan akan berbenah menuju yang lebih baik.
Lebih lanjut ia menjelaskan, selain itu, pada sekitar tanggal 20 Agustus 2025 lalu, RSU Pindad telah beritikat baik, yakni mengundang pasien, keluarga pasien, serta kuasa hukumnya untuk dilakukan komunikasi secara terbuka.
Kemudian, juga sudah dipresentasikan terkait hasil pasca operasi, namun dirinya tidak berwenang menceritakan rekam medis tersebut ke publik karena masih sangat tertutup.
“Jadi saya belum bisa menyampaikan. Tapi saya kembali lagi, sebenarnya setelah berobat atau operasi harusnya ada kontrol. Tapi kembali lagi kalau misalkan pasien merasa ketidakpuasan sehingga tidak mau kontrol, itu saya tidak tahu,” jelasnya.
Namun kasus ini sudah bergulir dan dilaporkan ke Polres Malang. Yulianto, sudah mendatangi Satreskrim Polres Malang, pada Jumat (26/9/2025) lalu untuk melaporkan salah satu oknum dokter tersebut.
Seperti diberitakan sebelumnya, kasus ini bermuara saat ia periksa di salah satu klinik mata terkait penglihatannya. Di sana ia disarankan untuk menjalani operasi karena menderita katarak.
“Di situ langsung ke Poli Mata di RSU Pindadad untuk diperiksa dan langsung divonis katarak,” jelasnya saat ditemui di Polres Malang.
Sebelum dilakukan operasi, ia sempat menanyakan tingkat keberhasilannya. Pihak RSU Pindad menjanjikan kesembuhan seratus persen. Alih-alih sembuh, penglihatannya malah hilang total usai dioperasi. Bahkan juga alami pendarahan pada matanya.
“Setelah itu keesokannya saya ke sini lagi (RSU Pindad). Mata tidak kuat sakit. Bahasa mereka di ruang operasi katanya jahitannya jebol. Padahal saya tidak pernah mengucek mata,” jelasnya.
Setelah itu, ia mengaku dioperasi lagi, dan dokter saat itu berharap serta mendoakan semoga tidak pendarahan lagi. Lalu ia pulang ke rumahnya.
Satu Minggu kemudian, Yulianto mengaku kontrol lagi. Namun mata Yulianto masih tidak bisa melihat sama seperti sebelumnya pasca operasi. Padahal sebelum dioperasi, ia masih bisa melihat walau tidak sempurna.
“Sebelum berobat saya masih melihat tapi tidak jelas, cuma itu. Saya berobat katanya katarak, ya sudah,” katanya.
Kendati dengan demikian, bersama kuasa hukumnya, ia melaporkan oknum tersebut ke Polres Malang atas dugaan malapraktik. (nif/ume).
RSU Pindad Tanggapi Pasien di Malang Kehilangan Penglihatannya Usai Dioperasi Katarak
