Pengunjung Museum Singhasari Mencapai 9 Ribu, Lebih Ramai Dibandingkan Sebelum Covid-19

Pengunjung Museum Singhasari Mencapai 9 Ribu, Lebih Ramai Dibandingkan Sebelum Covid-19
Anak-anak pelajar datang berkunjung ke museum Singhasari. (Dok. Museum Singhasari)

MEMOX.CO.ID – Jumlah kunjungan ke museum Singhasari perlahan merangkak naik. Bahkan jika dibandingkan sebelum pandemi Covid-19 melanda, jumlah kunjungan kini lebih ramai.

Adhika Erwien Pribadi Pemelihara Koleksi dan Museum Singhasari saat ditemui belum lama ini di kantornya yang terletak di Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang menerangkan, jumlah kunjungan sudah mencapai 9 ribu lebih di tahun 2023.

“Mereka datang untuk mewarnai topeng, membatik, kemudian dilanjutkan belajar edukasi sejarah kerajaan,” katanya.

Ruang koleksi tempat penyimpanan benda-benda arkeologi dan etnografi peninggalan kerajaan masa lalu itu, juga akan dikenalkan kepada mereka.

Mereka diberikan pemahaman mengenai benda-benda arkeologi dan etnografi tersebut. Mulai dari patung Ken Arok, patung Ken Dedes, serta benda-benda temuan sejarah lainnya. Misalnya benda-benda kuno temuan dari hasil ekskavasi Situs Srigading yang sudah dipamerkan di ruang pameran akan diterangkan.

“Sebenarnya tahun 2022 pengunjung juga lumayan ramai sekitar 16 ribuan. Karena kan ada Tragedi Kanjuruhan, terus semua giat di sana diarahkan ke museum kebetulan pas kita pameran,” katanya.

“Jadi semua masuk pas kita pameran. Jadi lonjakan dari situ juga,” terangnya.

Dikatakan Erwien, yang datang berkunjung ke museum Singhasari ini tidak hanya dari kalangan anak-anak sekolah dasar (SD) saja. Ataupun anak-anak sekolah menengah pertama (SMP) hingga anak-anak sekolah menengah atas (SMA). Bahkan mahasiswa juga datang untuk berkunjung.

Dia melanjutkan, pengunjung yang datang tidak hanya dari Kota Malang, Kota Batu ataupun Kabupaten Malang. Melainkan dari luar Kota Malang juga datang berkunjung.

“Tadi pagi ini saja ada 50 siswa dari Blitar. Kemudian ada hari Rabu datang ini akan ada kunjungan mewarnai 110 topeng di sini,” pungkasnya. (nif/syn)