Pengrajin Kendang Kota Blitar Berhenti Ekspor ke Cina

Akibat Virus  Corona

Blitar, Memox.co.id – Wabah virus Corona tak hanya menjadi ancaman mematikan bagi manusia. Namun  juga berpengaruh besar terhadap perekonomian. Salah satu yang terkena dampak virus yang telah merenggut ribuan nyawa ini adalah pengrajin Kendang Jimbe di Kota Blitar.

Sugeng Haryanto, salah satu pemilik tempat produksi Kendang Jimbe di Kelurahan Sentul, Kota Blitar  mengaku, pasca mewabahnya virus corona, produksi kendangnya mengalami penurunan yang cukup drastis. Pasalnya, permintaan Kendang Jimbe ke Tiongkok berhenti total sejak satu bulan terakhir ini.

MERUGI: Kendang Jimbe dari Blitar yang saat ini produksi kendangnya mengalami penurunan yang cukup drastis pasca wabah virus Corona.
“Sudah sebulan ini produksi kendang turun, karena permintaan juga turun drastis,” kata Sugeng Haryanto.

Lebih lanjut Sugeng Haryanto menyampaikan, permintaan paling banyak untuk pasar ekspor dari Tiongkok. Sedangkan saat ini permintaan dari Tiongkok berhenti total karena ada virus Corona.

“Permintaan kendang Jimbe paling banyak dari Tiongkok. Namun akibat virus Corona, pesanan dihentikan,” tandasnya.

Sugeng mengaku, biasanya dalam seminggu dia memproduksi 400 kendang Jimbe. Namun sekarang dalam seminggu dia hanya memproduksi 100 kendang. Karena jumlah produksi yang turun dia juga terpaksa memangkas jumlah pekerjanya. Dari yang awalnya 40 pekerja, kini Sugeng hanya mempekerjakan 15 sampai 20 orang.

“Saat ini, kami hanya bisa melayani pasar lokal otomatis produksi turun. Karena minat pasar lokal tidak setinggi pasar ekspor. Kalau dulu biasanya dalam seminggu kami produksi 400 kendang dengan jumlah pekerja 40 orang. Sekarang seminggu kami hanya produksi 100 kendang dengan 15 sampai 20 pekerja yang masih kami pertahankan,” ujarnya.

Sugeng menambahkan, selama ini pengrajin kendang Jimbe baik di Kota maupun Kabupaten Blitar memang mengandalkan pesanan dari negeri tirai bambu tersebut. “Ekspor kendang Jimbe ke Tiongkok itu sudah berlangsung sejak 2010 lalu,” imbuhnya.

Menurut Sugeng, sebelum merebaknya virus Corona, para perajin kendang Jimbe dari Blitar, per minggunya mampu mengekspor dua kontainer ke Tiongkok. Dimana tiap kontainer berisi sekitar 3.000 kendang Jimbe.

“Sudah tidak ada permintaan lagi dari Tiongkok, karena ada kasus virus Corona. Padahal sebagian besar pengrajin dari Kota maupun Kabupaten Blitar memang mengandalkan produksi untuk ekspor ke Tiongkok. Kondisi seperti ini sudah berlangsung sejak akhir Januari 2020 kemarin,” keluh Sugeng.

Kendati demikian Sugeng me jelaskan, untuk mensiasati kondisi ini, pengrajin memilih menawarkan produksi kendang Jimbe ke pasar lokal. Seperti Bali, Jawa Barat, Jakarta, Kalimantan, Jawa Tengah dan Surabaya.

“Hingga saat ini, kami tetap produksi, tapi dalam jumlah kecil untuk kami tawarkan ke pasar lokal. Kadang hanya 20 sampai 30 kendang. Meski jumlahnya sedikit, lami harus tetap bertahan untuk tetap produksi,” pungkasnya. (jar/fik)