Pemkot Malang Terus Tekan Angka Stunting

Ft: Sekretaris Daerah Kota Malang, Erik Setyo Santoso.
Ft: Sekretaris Daerah Kota Malang, Erik Setyo Santoso.

Malang, MEMOX.CO.ID – Stunting menjadi salah satu isu yang menjadi perhatian Pemerintah Kota (Pemkot) Malang. Berbagai strategi dilaksanakan secara kolaboratif antara Pemkot Malang dengan berbagai pemangku kepentingan terkait. Upaya tersebut menghasilkan hasil yang menggembirakan.

Sekretaris Daerah Kota Malang, Erik Setyo Santoso mengungkapkan bahwa penurunan prevalensi stunting di Kota Malang menunjukkan kemajuan. Namun demikian, angka prevalensi yang tersisa menandakan bahwa masih terdapat kasus stunting di beberapa wilayah Kota Malang yang memerlukan intervensi secara intensif dan kolaboratif dari berbagai pihak terkait.

Selain itu, terkait audit stunting semester II tahun 2024 ini, pengambilan kasus untuk audit stunting ini didasarkan pada prioritas daerah lokasi fokus stunting tahun 2024 dan berdasarkan data timbang bulan Juli 2024.

“Teridentifikasi 12 kasus stunting di Kota Malang yang memerlukan penanganan lebih lanjut . Kasus ini berasal dari enam kelurahan, yakni Pandanwangi, Bumiayu, Bandungrejosari, Dinoyo, Arjowinagun, dan Mulyorejo,”ujar Erik.

Disebutkannya, masih adanya kasus stunting di Kota Malang ternyata dipicu oleh beberapa faktor. Tak hanya masalah gizi, berdasarkan data yang dihimpun dari Kader Pendamping Keluarga Dinas Sosial P3AP2KB Kota Malang ditemukan beberapa faktor penyebab stunting.

“Yakni terdapat paparan asap rokok, kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil rendah, kurang energi kronis, belum menggunakan KB, jumlah anak lebih dari dua orang, sanitasi kurang layak, dan tidak memberikan ASI eksklusif. untuk menyelesaikan masalah ini harus ada kolaborasi dan partisipasi aktif dari semua pihak termasuk juga masyarakat itu sendiri,”katanya.

Berbagai langkah strategi dilakukan sebagai wujud peran serta perangkat daerah dalam penanganan audit kasus stunting, di antaranya adalah penyaluran bantuan pangan bersumber dari minifood estate oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan).

Kemudian pengajuan pengobatan dan bahan pangan protein hewani tinggi untuk sasaran audit kepada Baznas melalui Dinsos P3AP2KB, fasilitasi pemberian formula PKMK sesuai kebutuhan spesialis perhitungan oleh Dinas Kesehatan, fasilitasi kelanjutan pendidikan sasaran audit yang ditempuh melalui pendidikan non formal oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud).

Diketahui berdasarkan data survei Kesehatan Indonesia, prevalensi stunting di Kota Malang mengalami penurunan yang signifikan. Tahun 2021, persentase angka stunting tercatat sebesar 25 persen, lalu turun menjadi 18,4 persen pada tahun 2022, dan menjadi 17,3 persen pada tahun 2023.

Lebih lanjut, berdasarkan bulan timbang pun, prevalensi stunting bergerak turun dari tahun ke tahun. Pada tahun 2021 terekam sebesar 9,4 persen dan turun menjadi 8,1 persen pada bulan September tahun 2024.(fat)