Ia mempunyai gambaran, nantinya rehab besar Stadion Gajayana Malang akan mirip dengan Stadion I Wayan Dipta Bali yang sudah berstandar internasional dan sesuai regulasi FIFA. Baihaqi mengungkapkan, sedang menghitung ulang kebutuhan yang diperlukan.
“Gambaran kami ya seperti I Wayan Dipta, renovasi standar internasional. Itu butuh Rp 152 sampai 200 miliar,” katanya.
Rehab besar Stadion Gajayana Malang tersebut, meliputi perbaikan lintasan lari bertaraf internasional, penggantian rumput, kursi menggunakan single seat, pengecatan total, penambahan tribun, perbaikan saran dan prasarana seperti pintu masuk, kamar mandi, ruang ganti hingga penerangan stadion.
“Semua menuju standar internasional. Semuanya rehab besar,” tegasnya.
Untuk pengerjaannya, Baihaqi masih belum bisa memastikan. Sebab, proses ini masih terus berjalan dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Di sisi lain, terkait rencana renovasi ini, kemungkinan Arema FC menggunakan Stadion Gajayana Malang sebagai Homebase masih abu-abu belum jelas.
Sebab, proses rehab besar ini membutuhkan waktu yang cukup panjang, sedangkan untuk putaran kedua Liga 1 musim 2023/2024 akan berlangsung pada pertengahan tahun 2024 mendatang. (red)