Mobil Pribadi Masih Dominasi Untuk Moda Transportasi Mudik
Jakarta, Memo X
Libur cuti bersam saat lebaran Idul Fitri 1440 H sudah didepan mata. Tradisi mudik lebaran, bagi warga Indonesia seakan menjadi kewajiban yang tidak boleh dilewatkan setiap tahunnya. Ibaratnya sayur tanpa garam, kalau tidak mudik ke kampung halaman saat lebaran, hambar rasanya.
Nah kaitannya dengan arus mudik lebaran Idul Fitri tahun 2019, Kakorlantas Polri Irjen Refdi Andri memprediksi jumlah pemudik 2019meningkat hingga 40 persen. Hal tersebut dia katakan berdasarkan evaluasi persiapan operasi ketupat 2019.
“Estimasi kami massa mudik nanti naik 30 hingga 40 persen dibanding tahun lalu,” kata Irjen Refdi dalam diskusi bertema Mudik Selamat Guyub Rukun oleh Teraskita, di Crowne Plaza, Semanggi Jakarta Selatan, Kamis (16/5/2019) siang.
Dilansir dari Liputan6.com, Kata Irjen Refdi, tahun 2019 ini akan dipadati pemudik yang menuju Pulau Jawa, yakni 60 persen. Sementara pemudik yang menuju Sumatera 20 persen, sedangkan bagian Tengah dan Timur Indonesia 20 persen.
Menengok data dipaparkan Korlantas Polri, pemudik menggunakan mobil pribadi tercatat naik paling pesat mencapai 28,9 persen. Angka itu jauh bila dibandingkan pemudik pengguna bus ekonomi yang naik 16,1 persen, bus eksekutif 13,9 persen, dan pengguna motor yang juga naik 6,3 persen.
“Kalau kita lihat sebaran kendaraan bermotor ini sama dengan sebaran pemudik yang saya sebutkan tadi (60 persen ada di Jawa),” jelas Irjen Refdi. Terkait tanggal, menurut dia perlu diperhatikan untuk jadwal mudik 2019, data survei Kakorlantas Polri menyebut H-3 dan H+3 lebaran menjadi puncak arus mudik tahun ini.
Kemudian, soal Operasi Ketupat 2019 sendiri dimulai sejak 29 Mei 2019, hingga 12 Juni 2019. Selama 13 hari ini, Polri menerjunkan personel gabungan hingga 157.155 anggota.
“Mereka disebar 60 persen di Jawa, 40 persen di luar jawa,” tandas jenderal bintang dua ini.
Berikutnya masih kaitannya dengan mudik lebaran, awal pekan kemarin Presiden RI, Joko Widodo telah meresmikan jalan Tol Malang-Pandaan (Mapan). Presiden RI memerintahkan kepada pengelola jalan tol Mapan untuk mengratiskan biaya masuk Tol Mapan sampai selesai lebaran.
Kebijakan dari Presiden RI Jokowi tentu sangat berdampak kepada masyarakat. Pengemudi mobil dan truk, bus akan berlomba-lomba memanfaatkan Tol Mapan untuk kelancaran usahanya.
Untuk diketahui, meski bukan termasuk bagian Tol Trans Jawa, Jalan Tol Mapan merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN). Dengan total investasi Rp 5,79 Triliun, ruas Tol Pandaan-Malang ini dikelola oleh PT Jasamarga Pandaan Malang (JPM), dimana sahamnya dimiliki Jasa Marga sebesar 60 persen, PT Pembangunan Perumahan (Persero) sebesar 35 persen dan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) sebesar 5 persen.
“Dengan beroperasinya Jalan Tol Pandaan-Malang ini, waktu tempuh antara Surabaya dan Malang yang sebelumnya 4-5 jam menjadi 1-1,5 jam. Sehingga, arus mobilisasi barang dan jasa menjadi lebih efisien, serta industri dan pariwisata di wilayah sekitar dapat terus tumbuh,” jelas Direktur Utama Jasa Marga, Desi Arryani.
Jalan Tol Pandaan-Malang memiliki total panjang jalan 38,488 Km. Dimana tiga seksi yang diresmikan Presiden RI Jokowi, mencakup Seksi 1 Pandaan-Purwodadi sepanjang 15,475 kilometer, Seksi 2 Purwodadi-Lawang sepanjang 8,50 kilometer, dan Seksi 3 Lawang-Singosari sepanjang 7,51 kilometer. Sedangkan seksi 4 Singosari-Pakis sepanjang 4,75 kilometer beroperasi fungsional saat arus mudik balik Lebaran 2019, dan seksi 5 Pakis-Malang sepanjang 3,113 kilometer masih dalam tahap konstruksi.
“Ruas tol ini sangat ditunggu masyarakat, termasuk mendukung kelancaran arus mudik 2019. Seksi 4-5 sepanjang 7,84 kilometer masih dalam tahap konstruksi dan ditargetkan selesai November 2019 atau lebih cepat. Saat Seksi 4-5 selesai, bisa langsung dioperasikan. Tidak perlu diresmikan lagi,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, usai sidak sehari sebelum peresmian di Gerbang Tol (GT) Singosari, sembari menambahkan belum diberlakukan tarif sepanjang masa sosialisasi kepada masyarakat.
“Usai diresmikan Presiden Jokowi, Jalan Tol Pandaan-Malang mulai dioperasikan tanpa tarif mulai tanggal 14 Mei 2019 pukul 07.00 WIB hingga 12 Juni 2019. Tujuannya, untuk memberikan sosialisasi yang lebih optimal kepada masyarakat, sambil menunggu Keputusan Menteri PUPR tentang tarif tol,” jelas Direktur Utama PT JPM, Agus Purnomo, melanjutkan Menteri PUPR Basuki.
Sementara Dirjen Bina Marga Sugiyartanto, mengatakan, Tol Pandaan-Malang Seksi 4 sepanjang 4,75 kilometer menuju Kota Malang dapat dibuka fungsional pada saat mudik. “Progresnya sudah 87% namun bisa kita fungsikan untuk membantu kelancaran mudik. Hanya saja gerbang keluarnya di Pakis tidak terlalu besar, sehingga akan diatur sebagian bisa keluar di Pakis sebagian keluar di Singosari,” jelas Sugiyartanto.
Dijelaskannya, exit Singosari juga tengah dikerjakan pembangunan Underpass Karanglo sebagai bagian Seksi 3, berfungsi memecah arus lalu lintas dari Malang ke Surabaya atau sebaliknya, dengan kendaraan yang keluar Singosari menuju Batu sehingga tidak menimbulkan kemacetan. Untuk mengantisipasi terjadinya genangan, Underpass Karanglo dilengkapi drainase dan pompa submersible yang mengalirkan air secara gravitasi ke Sungai Bodo yang lebih rendah elevasinya melalui dua pipa HDPE berukuran 60 cm.
Menurut Sugiyartanto, Seksi 5 sepanjang 3,1 kilometer sempat tertunda karena ditemukannnya situs budaya. Sehingga dilakukan pergeseran trase sejauh 17 meter dari trase awal. Jalan tol juga diharapkan semakin menunjang sektor pariwisata, seperti kawasan wisata dan taman safari Prigen, kebun teh Wonosari, Candi Singosari dan kawasan wisata Batu. Tol Pandaan-Malang juga akan meningkatkan akses bagi Kawasan Ekonomi Khusus Singosari dan Bandara Sultan Abdul Rachman Saleh. (*/rhd/kik/man)






