MEMOX.CO.ID – Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Malang, Avicenna M. Saniputera, mengatakan, produksi padi di Kabupaten Malang hingga bulan Mei 2024 sebanyak 188.200 ton. Produksi ini sudah mendekati dari target yang sebesar 411.543 ton dalam setahun.
“Produksi padi di Kabupaten Malang hingga bulan Mei tahun 2024 sebesar 188.200 ton. Sedangkan target produksi padi hingga akhir tahun 2024 adalah 411.543 ton,” katanya saat ditemui belum lama ini.
Dengan begitu, ketersediaan beras sampai dengan bulan Mei 2024, sebesar 122.663 ton, sedangkan kebutuhan beras sendiri hanya 80.645 ton. Artinya, lanjut Avi sapaan akrabnya, Kabupaten Malang mengalami surplus atau melebihi porsi sebesar 42.019 ton beras.
Dalam kesempatan yang sama ia menambahkan, dalam produksi padi, Avi mengaku tidak selalu berjalan mulus. Ada hambatan-hambatan yang harus ia lalui. Salahsatunya adalah menurunnya Luas Baku Lahan Sawah (LBS) pada tahun 2023.
Menurunnya luas lahan tersebut, tentu akan berdampak pada menurunnya produksi padi di Kabupaten Malang.
Selain luas lahan yang semakin menurun, Avi juga menyebut faktor iklim yang tidak menentu juga mempengaruhi penurunan produksi dan kualitas padi. Kemudian alokasi pupuk bersubsidi yang kurang dari kebutuhan petani dan adanya alih fungsi lahan sawah juga ikut mendorong menurunnya produksi padi.
Kendati demikian, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang, sudah mengambil langkah-langkah untuk mewujudkan ketahanan pangan. Antara lain, perluasan areal tanam padi, kemudian pencetakan sawah baru.
“Adanya program pompanisasi untuk meningkatkan indeks pertanaman padi dan bantuan alat dan mesin pertanian guna percepatan olah tanam,” katanya.
Selain itu, bantuan sarana dan prasarana (Sarpras) pertanian juga harus dilakukan. Selanjutnya peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) petani dalam adaptasi iklim ekstrim juga terus diupayakan.
“Realisasi produksi padi pada tahun 2023 sebesar 484.616 ton, sedangkan target produksi padi pada tahun 2024 sebesar 411.543 Ton. Penurunan target produksi 2024 ini disebabkan menurunnya luas baku lahan sawah tadi,” pungkasnya. (nif/syn)