Jalan Rusak Parah, Warga Krayan Terpaksa Menginap di Hutan

ft:jalanan rusak berlumpur didaerah krayan, nunukan, kalimantan utara(ist.)

MEMOX.CO.ID – Jalan utama di dataran tinggi Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara, mengalami kerusakan parah.Kerusakan terjadi di jalur penghubung Kecamatan Krayan Selatan dan Krayan Barat sepanjang 40 km. Kondisi ini terjadi sejak awal 2025 akibat curah hujan tinggi. Masyarakat yang melintas harus menempuh perjalanan sehari semalam dan terpaksa bermalam di hutan. Jalan yang berlumpur membuat kendaraan sulit melintas, sehingga perjalanan menjadi lebih lama. Warga yang melintas harus menghadapi jalur yang dikelilingi hutan tanpa permukiman, menyebabkan mereka terpaksa bermalam di tengah perjalanan. Akibatnya, masyarakat terpaksa bermalam di hutan selama perjalanan. Camat Krayan Selatan, Oktavianus Ramli, mengatakan bahwa jalur ini hanya dikelilingi hutan tanpa permukiman penduduk.Selasa (4/2/2025).

Di wilayah perbatasan dengan Malaysia ini, mayoritas kendaraan yang digunakan adalah mobil berpenggerak ganda (double gardan). Untuk melintasi jalan yang dipenuhi lumpur, diperlukan dua mobil double cabin. Satu mobil akan menarik mobil lainnya yang terjebak lumpur. Hampir semua kendaraan mengalami kesulitan melewati jalur ini, sehingga perjalanan menjadi sangat lambat.

Saat musim hujan, sopir yang melintas harus membawa cangkul, linggis, dan alat bantu lainnya untuk mengeluarkan kendaraan yang terjebak. Banyak dari mereka harus rela berlumuran lumpur sepanjang perjalanan. Jika ada sungai di sekitar hutan, mereka bisa mandi. Namun, jika tidak, mereka harus bermalam dalam kondisi badan tertutup lumpur yang mengering.

Kerusakan jalan ini berdampak pada kenaikan harga bahan pokok dan biaya transportasi. Tarif angkutan dari Krayan Selatan ke Krayan Barat yang biasanya Rp150.000 per orang kini melonjak menjadi Rp350.000. Biaya sewa mobil yang semula Rp2,5 juta kini naik menjadi Rp3 juta hingga Rp4 juta, tergantung negosiasi dengan sopir.

Masyarakat Krayan Selatan harus menuju Krayan Barat sebelum melanjutkan perjalanan ke Krayan Induk untuk membeli kebutuhan pokok. Sebagian besar barang di daerah ini didatangkan dari Malaysia. Kondisi jalan yang memburuk semakin menyulitkan warga dalam mendapatkan barang kebutuhan dengan harga terjangkau.(ume/cdp).