Dari Santri untuk Negeri,
Cara Cerdik Gus Syamsul Serap Aspirasi Wartawan

MEMOX.CO.ID – Calon anggota wakil rakyat dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Dapil Pasuruan-Probolinggo melakukan diskusi ringan bersama para jurnalis cetak, online, televisi, dan radio, Selasa (14/11/2023) malam.

Diskusi ringan yang dilakukan berjalan secara santai sambil makan nasi jagung dan pecek sambel ikan laut campur sayur terong sangat familiar.

Dalam setiap pertemuan Gus Syamsul Khoiri yang mengusung jargon”Dari Santri Untuk Negeri” lebih banyak meminta masukan dari para jurnalis yang selama ini bergelut dengan berbagai isu penting di wilayah Probolinggo.

“Saya ingin mendapatkan input terkait dengan isu-isu sosial dan politik yang berkembang di wilayah Probolinggo dari para jurnalis. Sebab selama ini jurnalis banyak bersentuhan dan memberitakan kejadian dan isu penting,”ujar Gus Syamsul Khoiri.

Caleg PPP yang merupakan pengasuh Ponpes Mambaul Ulum dan Ketua Persatuan Guru Madin Jawa Timur ini juga menyampaikan alasannya maju dari dapil Pasuruan-Probolinggo dengan memantapkan pilihannya masuk PPP sudah melalui proses yang panjang. Sepuluh tahun lalu sudah ditawarkan untuk menjadi caleg oleh salah satu partai politik. Tetapi ketika itu belum tertarik.

“Saya tertarik bergabung ke PPP karena menjadi pengurus, sebagai Wakil Ketua DPC PPP Kota Probolinggo. Ini membuat saya tidak kuasa menolak ketika ditawari menjadi calon anggota legislatif. Apalagi saya ingin konsern mengasuh santri,” tandasnya.

Ketika ditanya perwakilan wartawan online, Ide Farid Nasution soal tagline “Dari Santri Untuk Negeri” dan pendidikan politik untuk santri, Gus Syamsul Khoiri menjawab secara rinci.

Dirinya ingin mendorong para santri untuk bisa berperan dalam berbagai bidang kepemimpinan, baik kepemimpinan politik, ekonomi, sosial dan berbagai bidang kepemimpinan lainnya.

Menurutnya, santri memiliki modal dan kapasitas yang cukup sebagai seorang pemimpin. Sebab, sejak di lingkungan pesantren, mereka sudah digembleng untuk hidup mandiri dan berkelompok.

“Santri punya saham untuk menjadi pemimpin di negeri ini. Santri bisa jadi pemimpin politik, ekonomi maupun pemimpin agama karena pesantren memang dari dulu memproduk pemimpin. Memproduk orang-orang yang bermanfaat,” ucap Gus Syamsul Khoiri.

Lebih jauh, Gus Syamsul Khoiri mengaku, selama ini eksistensi perjuangan santri masih kurang dihargai di negeri ini. Padahal peran santri dan pesantren luar biasa sejak era pra kemerdekaan hingga saat ini.

Karena itu, mendorong agar para santri diajari politik sejak dini. Sebab, selama ini pendidikan politik di pesantren masih minim. 

“Santri harus melek politik. Kalau di pesantren tidak belajar ilmu politik maka politik akan ditempati orang lain. Jangan sampai alumni pesantren hanya dianggap bisa memimpin tahlil padahal alumni pesantren bisa menjadi apa saja. Saya santri bisa menjadi calon wakil rakyat,” tuturnya.

Terlebih lagi, selama ini di pesantren tidak banyak diajarkan tentang politik. Padahal, ketika lulus dari pesantren langsung berhadapan dengan berbagai persoalan politik. 

“Di pesantren tidak banyak diajarkan kitab tentang politik. Yang banyak diajarkan soal fiqih, hadis. Lingkungan pesantren materi politik harus diberikan, tidak harus soal politik praktis, tapi bahwa hidup harus ada pilihan, hidup harus ada keberpihakan, hidup harus ada pemimpin,” kata Gus Syamsul Khoiri.

Meski demikian, Gus Syamsul Khoiri berharap santri punya semangat jihad dan semangat hidup tinggi, serta memberikan manfaat yang banyak kepada masyarakat. 

“Saya yakin para santri akan tumbuh menjadi pemimpin di masa depan yang memiliki kekuatan akhlak dan budi pekerti. Syarat menjadi pemimpin harus punya karakter dan budi pekerti. Berikutnya, punya ilmu,” jelasnya.

Diakhir diskusi, dirinya mengapresiasi karena media memiliki peran yang sangat strategis dalam mendukung pemerintah dalam menyampaikan program yang dilakukan kepada masyarakat.

“Kawan-kawan pers itu sangat penting. Kita memiliki tugas yang sama, bagaimana membangun untuk bangsa dan negara,” pungkas Gus Syamsul Khoiri. (hud)