Pengusaha Bus Curhat, Pendapatan Tinggal 2 Persen

Ketua DPC Organda Jember, Sutikno.
Ketua DPC Organda Jember, Sutikno.
  • Desak Pemerintah Segera Temukan Vaksin Covid-19

Jember, Memox.co.id – Pengusaha Perusahaan Otobus (PO) bus di Jember mengeluh belum ada peningkatan terkait pendapatan selama pandemi Covid-19. Meskipun aturan mulai dilonggarkan, angkutan bus masih sepi penumpang dan okupansi pendapatan tidak ada perubahan menggembirakan.

Menurut Ketua DPC Organisasi Angkutan Darat (Organda) Jember Sutikno, sejak pandemi Covid-19 sekitar awal bulan Maret lalu, pengusaha atau pemilik PO bus di Jember terdampak secara ekonomi terkait pendapatannya. Dia juga menambahkan, terkait solusi yang paling tepat, jika pemerintah bisa segera menciptakan vaksin bagi Covid-19 ini.

“Pengusaha bus di Jember telah mengoperasikan kembali armadanya. Baik Bus AKDP (antar kota dalam provinsi) maupun bus AKAP (antar kota antar provinsi). Setelah sejak 3 Maret kemarin kan gak beroperasi,” kata Sutikno saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (21/8/2020).

Bahkan dengan pelonggaran aturan yang dilakukan pemerintah dan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa daerah, diakui Sutikno juga memberikan angin segar bagi pengusaha PO bus.

“Tapi meski begitu, tidak serta merta membuat masyarakat kembali naik bus,” ungkapnya.

Karena, kata pria yang juga pengusaha PO Bus Borobudur ini, masyarakat masih khawatir untuk bepergian keluar kota ditengah pandemi yang masih melanda.

“Apalagi kalau bicara pendapatan, kondisi saat ini jauh dari sebelum Pandemi Covid-19. Rata-rata ketika dihitung bersih, pendapatan saat ini hanya 2 persen dari pendapatan biasanya,” ujarnya.

Dulu dalam kurun waktu seminggu, lanjutnya, bus bisa berangkat ke Bali contohnya, selama 14 kali.

“Lah sekarang seminggu hanya sekali pemberangkatan, berarti kan bisa dikatakan 2 persen itu tadi. Kalau kondisi seperti ini terus bagaimana,” tukasnya.

Kondisi demikian sudah berlangsung lima bulan jika dihitung sejak awal pandemi Covid-19 melanda Indonesia.

Sutikno pun menegaskan para pengusaha bus sebenarnya telah melakukan beragam cara untuk meningkatkan pendapatan, tapi kembali lagi kepada masyarakat yang masih enggan bepergian.

“Meskipun ada bantuan dari pemerintah untuk mengganti pemasukan, mau sampai kapan kondisi saat ini,” katanya.

Bahkan Sutikno memprediksi, jika kejadian ini masih terus berlangsung hingga akhir tahun. Tak ayal kala pendapatan bisa pulih 30 persen dari biasanya, Sutikno sudah sangat bersyukur.

“Solusi satu-satunya, kalau menurut hemat saya pribadi, pemerintah harus menemukan vaksin Covid-19 ini. Kalau tidak, kondisi saat ini akan terus terjadi, dan masyarakat secara psikologis masih khawatir dan tidak akan mau naik angkutan,” tandasnya. (ark/tog/fik)