Malang, MEMOX.CO.ID – Ayah dari almarhum Alfin Syafiq Ananta (17) warga asal Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, meminta pihak kepolisian untuk menghukum seberat-beratnya sembilan terduga pelaku yang menganiaya anaknya.
Korban yang diduga dianiaya secara bergantian oleh oknum perguruan silat Persaudaraan Setya Hati Terate (PSHT) di Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso ini dikabarkan sudah menghembuskan napas terakhirnya di rumah sakit Tentara Dokter Soepraoen Kota Malang, Kamis (12/9/2024) pagi.
Nanang Kuswanto (43) ayah korban menerangkan, jika melihat rekaman CCTV yang ia peroleh, korban memang sengaja untuk dibunuh. Sebab Alfin sapaan akrabnya Alfin Syafiq Ananta, dikeroyok secara bergantian.
“Walaupun anak-anak, tapi kelakuannya melebihi batas. Anak saya sampai mati,” jelasnya.
Nanang menambahkan, sebelum Alfin dianiaya hingga koma pada Jumat (6/9/2024) dan meninggal dunia pada Kamis (12/9/2024) pagi, terlebih pada hari Rabu (4/9/2024) malam sekitar pukul 23.00 WIB, datang seorang remaja yang mengaku teman sekolahnya.
“Dia menanyakan Alfin untuk mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR). Karena yakin tidak ada PR malem-malem saya tidak perbolehkan dan remaja itu pergi,” katanya.
Kamis (5/9/2024) pagi, sang ayah menanyakan prihal remaja tersebut. Namun Alfin menjawab jika dirinya tidak ada janji untuk mengerjakan PR. Dan teman yang menjemputnya adalah beda kelas dengannya.
Di hari yang sama di jam yang berbeda, tiba-tiba sang anak sulung ini berpamitan untuk mengikuti ilmu bela diri PSHT kepada sang ibu. Kemudian sang ibu memberi tahu Nanang. Nanang menjawab tidak apa-apa asal itu positif.
Dan pada hari Jumat (6/9/2024), sekitar 18.30 WIB, ia berpamitan kepada sang ibu untuk mengikuti latihan perdananya menjadi anggota PSHT. Namun hingga pukul 23.00 WIB, Alfin tidak kunjung pulang.
“Ditelpon handphone-nya tidak aktif,” jelas sang ayah. Hingga mendengar kabar bahwa, jika sang anak sudah berada di rumah sakit.
Di sana, lanjut Nanang, Alfin sudah tidak sadarkan diri dengan luka-luka dibagian kepala, dada serta kaki. Di sana pulalah, ia menanyakan siapa yang membuat Alfin seperti itu.
Hingga kemudian, ia mendatangi tempat Alfin latihan. Dan di sana ia menanyakan kepada remaja prihal anaknya. Dan kejadian tersebut dilaporkan ke Polsek Karangploso.
Dari hasil rekaman CCTV yang ada, tampak Alfin dipukul hingga ditendang secara bergantian oleh sejumlah remaja. Mereka memukul dan menendang dengan membentuk lingkaran. Alfin di aniaya secara bergantian.
“Pokoknya saya minta jangan ada yang ditutup-tutupi. Priksa dan adili mereka,” jelasnya.
Lebih lanjut ia menegaskan, Alfin dianiaya lantaran memasang status menggunakan kaos PSHT, yang mana ia bukan anggota PSHT, dan kemudian membuat anggota PSHT yang lain tersinggung. Akan tetapi, di rumahnya, kaos itu tidak ada. Dan Alfin sudah meminta maaf secara terbuka melalui Instagram.
“Memang korban tidak pernah ikut perguruan silat dan kaosnya tidak ada,” jelasnya.
Dan perkara tersebut, sudah ditangani pihak kepolisian untuk menghukum para terduga pelaku. “Saya mohon untuk dihukum, dan jangan ada yang ditutup-tutupi kasus ini,” pungkasnya. (nif).