MEMOX.CO.ID – Ajang Indonesia Tuna Investment and Business Forum (ITIBF) 2024 yang diadakan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (25/6/2024) menghasilkan peluang investasi mencapai Ro1,69 triliun.
Direktur Jenderal PDSPKP, Budi Sulistiyo mengungkapkan, peluang investasi yang ditawarkan pada ITIBF 2024 mencakup tiga lini.
Masing-masing adalah di bidang industri pengolahan ikan tuna terintegrasi di Desa Waupnor, Biak sebesar Rp190,19 miliar, Lalu, fasilitas usaha di Pelabuhan Perikanan Numana sebesar Rp36,7 miliar, serta pengalengan ikan tuna dan Integrated Cold Storage (ICS) di kawasan Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo sebesar Rp324,15 miliar.
“Di ITIBF tercatat potensi investasi hingga 3 kali lipat dari yang kami targetkan. Angkanya mencapai Rp1,69 triliun,” ujar kata Budi seperti dilansir CNN Indonesia, Jumat (28/6/2024)
Di forum yang sama, pada kegiatan business matching, para investor ternyata memperlihatkan minat di bidang lain, seperti bidang usaha penangkapan ikan, jual beli hasil perikanan, pengolahan, hingga budidaya ikan kerapu yang akhirnya menambah potensi peluang investasi.
“Kami mengapresiasi minat investor yang melihat sektor kelautan dan perikanan begitu menarik, dan ini terlihat saat sesi business matching,” kata Budi.
Dirinya memastikan, para investor akan mendapat dukungan pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2021 tentang Bidang Usaha Penanaman Modal.
Nantinya, investor mendapatkan insentif yang meliputi tax allowance atau keringanan Pajak Penghasilan (PPh) dari nilai investasi sebesar 5 persen per tahun selama 6 tahun. Kemudian, investment allowance atau pengurangan laba bersih sebesar 10 persen dari total nilai investasi selama 6 tahun, serta kemudahan perizinan berusaha melalui sistem terintegrasi yang berbasis elektronik.
Budi berharap, geliat investasi menjadi energi positif sekaligus menginspirasi pelaku usaha lain. Terlebih, sektor kelautan dan perikanan berpeluang besar untuk dioptimalkan.
“Semoga ini bisa menginspirasi pelaku usaha lain, kami pastikan KKP siap memfasilitasi pelaku usaha yang berminat untuk berinvestasi di sektor ini,” katanya.
Senior Trader dari Mida Trade Ventures, Christopher Tan mengaku tak ragu membeli produk tuna Indonesia. Selain unggul, tuna Indonesia juga menerapkan prinsip keberlanjutan.
Untuk itu, Tan yang berasal dari Singapura menjalin kontrak dagang senilai US$3 juta untuk volume 300 ton pasca pameran Seafood Expo North America (SENA) dan Seafood Seafood Expo Glolab (SEG).
“Produk tuna Indonesia unggul, sehingga saya tidak ragu untuk menbeli tuna Indonesia,” kata Tan.
Untuk diketahui, ITIBF 2024 sedikitnya dihadiri oleh 300 peserta yang terdiri dari Unit Pengolahan Ikan (UPI), perusahaan penangkapan ikan, perwakilan dagang negara mitra, kepala daerah, industri supporting seperti logistik dan cold chain system, jaringan ritel, hotel dan restoran, lembaga sertifikasi terkait tuna hingga para mitra international seperti PT Indonesia Evergreen Agriculture. Pada forum yang sama, juga disepakati kerja sama antar pelaku usaha guna memperluas pasar komoditas ikan tuna.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono mengajak para investor masuk ke sektor kelautan dan perikanan yang masih terbuka luas di Indonesia, termasuk pengolahan rumput laut, pengolahan udang, budidaya perikanan, perikanan tangkap terintegrasi, hingga pariwisata. (cdp/mzm)