MEMOX.CO.ID – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jawa Timur mendorong keseragaman program tematik dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) tahun 2026. Program ini diharapkan mampu meningkatkan pemberdayaan masyarakat, terutama para mustahik, agar ke depan bisa bertransformasi menjadi muzakki.
Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua III Baznas Jawa Timur, Dr. KH. Muhammad Zakki, dalam kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengisian RKAT Tahun 2026 Baznas se-Jawa Timur, Rabu (29/10/2025).
Menurut Zakki, program tematik menjadi langkah strategis dalam membangun kepercayaan (trust) dan transparansi pengelolaan zakat di lingkungan Baznas.“Ada value dan nilai yang bisa menggerakkan kekuatan bagi mustahik. Dua hal itu pemberdayaan dan pencerahan kami kawinkan menjadi satu, sehingga lahirlah program tematik yang berlandaskan trust dan keterbukaan,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa Baznas harus terbuka dan terlapor dalam setiap aktivitas penghimpunan dan penyaluran dana umat. Keberadaan Baznas kini, lanjutnya, semakin diminati masyarakat dan telah menjadi lembaga resmi pemerintah nonstruktural yang kredibel.
Zakki menyebut, Pemerintah Provinsi Jawa Timur turut memberikan dukungan penuh terhadap upaya penguatan program tematik tersebut. Program dari kabupaten dan kota bahkan diharapkan bisa diadopsi menjadi model penerapan di tingkat provinsi.
“Kami akan selaraskan bersama menjadi satu pemikiran utuh agar mustahik bisa menjadi muzakki,” tambahnya.
Terkait penyaluran dana, Zakki menjelaskan bahwa program pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menjadi sektor dengan alokasi terbesar. Salah satu contohnya adalah program ternak kambing koloni, yang dinilai efektif menumbuhkan ekonomi mustahik secara berkelanjutan.
Selain itu, Baznas Jatim juga berfokus membantu masyarakat yang terjerat pinjaman online (pinjol). Program tersebut sejalan dengan langkah Pemprov Jatim yang baru-baru ini meluncurkan inisiatif untuk mengatasi masalah pinjol di masyarakat.
Saat ini, dana yang dikelola Baznas Jatim mencapai sekitar Rp45 miliar per tahun, dengan target Rp60 miliar pada tahun depan. Meski demikian, potensi penghimpunan zakat di Jawa Timur masih terbuka luas.“Potensi dana yang belum tergarap sekitar 60 persen. Karena itu kami terus bekerja keras meski kondisi ekonomi sedang sulit,” ungkapnya.
Baznas Jatim berkomitmen untuk terus meningkatkan transparansi, akuntabilitas, dan efektivitas program agar setiap rupiah dana umat dapat memberikan manfaat nyata bagi kesejahteraan masyarakat Jawa Timur.
Sementara itu, Plt Asisten I Setda Provinsi Jawa Timur sekaligus Kepala Biro Kesra Jatim, Imam Hidayat, mendorong Baznas di seluruh kabupaten/kota untuk memperkuat sinergi dengan pemerintah daerah dan berbagai pemangku kepentingan dalam upaya pengentasan kemiskinan.
“Pengelolaan zakat, infak, dan sedekah perlu diarahkan agar lebih tepat sasaran serta berdampak pada pemberdayaan ekonomi masyarakat. Beberapa program unggulan Baznas dinilai efektif, seperti “Satu Keluarga, Satu Sarjana” yang membantu keluarga miskin memutus rantai kemiskinan melalui pendidikan,”paparnya.
Selain itu, Baznas juga berperan penting dalam pemberdayaan pelaku usaha mikro dengan pelatihan dan bantuan modal agar masyarakat terhindar dari pinjaman online dan rentenir.
Melalui Bimtek RKAT 2026, Pemprov berharap Baznas se-Jawa Timur dapat menyusun program yang lebih terarah, berdampak nyata, dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan zakat.(Fat/Ume)






